Kamis 25 Nov 2021 21:19 WIB

Jamkrindo Optimistis Mampu Lampaui Target 2021

Program pemerintah menjadi motor penggerak penjaminan Jamkrindo.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Jamkrindo. PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) membukukan akselerasi kinerja pada kuartal ketiga tahun ini.
Foto: bumn.go.id
Jamkrindo. PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) membukukan akselerasi kinerja pada kuartal ketiga tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) membukukan akselerasi kinerja pada kuartal ketiga tahun ini. Tren tersebut diyakini terjaga hingga akhir 2021. Pemulihan kinerja ekonomi nasional disebut memberi dorongan kuat kepada bisnis penjaminan.

Hingga kuartal III 2021, Jamkrindo telah membukukan laba sebelum pajak (EBT) mencapai 95 persen dari target 2021. Direktur Utama PT Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan menjelaskan, kinerja bisnis yang positif tersebut tidak terlepas dari kebijakan perusahaan untuk melakukan konsolidasi bisnis secara prudent untuk menjaga kinerja berkelanjutan.

Baca Juga

"Kami fokus pada strategi penerapan tata kelola yang baik, termasuk 4 eyes principles, pengelolaan portofolio secara prudent untuk meningkatkan profitabilitas, memperkuat konsolidasi internal, efisiensi beban usaha, serta meningkatkan kolaborasi sesama anggota holding Indonesia Financial Group," ujar Putrama dalam siaran pers, Kamis (25/11).

Berdasarkan laporan keuangan yang diaudit, Jamkrindo berhasil membukukan EBT sebesar Rp 722,47 miliar, naik 297,75 persen dari angka restated 2019 sebesar Rp 181,64 miliar. Laporan keuangan ini mencerminkan tata kelola keuangan yang baik dan menjadi fondasi yang kuat bagi perusahaan untuk menghasilkan kinerja positif pada tahun-tahun berikutnya. 

Hingga Desember 2020 Jamkrindo mencatatkan volume penjaminan sebesar Rp 188,61 triliun. Program pemerintah menjadi motor penggerak penjaminan PT Jamkrindo dengan rincian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 102,67 triliun dan Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 8,7 triliun.

Dalam kondisi pandemi, beban klaim tercatat masih terkendali, meskipun mengalami kenaikan dari Rp 1,74 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 1,83 triliun. "Di tengah pandemi ini, kami menekankan pada sustainability dan pencadangan yang kuat," ujar Putrama.

Pada 2020, Jamkrindo meningkatkan pencadangan klaim menjadi sebesar Rp 4,18 triliun dari sebelumnya Rp 3,57 triliun (restated 2019). Peningkatan cadangan klaim ini merupakan strategi perusahaan untuk memitigasi risiko dan menjaga kinerja perusahaan pada tahun berikutnya. Jamkrindo mencatatkan aset pada 2020 sebesar Rp 19,12 triliun, naik 14,03 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 16,77 triliun (restated 2019).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement