REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada hari ini, Senin (22/11), setelah bergerak variatif disepanjang perdagangan. Meski sempat turun ke posisi 6.690, IHSG berhasil membalik keadaan dan ditutup menguat tipis sebesar 0,05 persen ke posisi 6.723.
Penguatan IHSG ditopang oleh sektor healthcare, consumer non cylicals, basic material, financials, dan industrials. Sementara itu, investor asing membukukan penjualan bersih di seluruh pasar sebesar Rp21,9 miliar.
Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan IHSG dan mayoritas bursa regional Asia menguat di tengah kekhawatiran pemberlakuan lockdown di sejumlah negara Eropa akibat munculnya kasus baru covid-19 jelang musim dingin. Selain itu, pelaku pasar dan investor berspekulasi bahwa The Fed akan melakukan kebijakan tapering lebih cepat.
"Menguatnya bursa regional Asia tampaknya terpengaruh pernyataan Presiden Cina Xi Jinping yang menegaskan negaranya tidak akan pernah mengejar hegemoni dan menindas negara lebih kecil. Pernyataan tersebut tentunya mencerminkan menjaga kondisi geopolitik yang stabil dan mendukung pembangunan regional," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Senin (22/11).
Sementara dari dalam negeri, menurut riset, menguatnya IHSG juga tampaknya dipengaruhi kabar penerimaan PPh Badan dan PPN yang mengalami kenaikan hingga Oktober. Kementerian keuangan menyampaikan dimana penerimaan PPh Badan dan PPN dalam negeri terus melonjak.
Sampai dengan akhir Oktober 2021 masing-masing tumbuh 13,4 persen dan 13,3 persen year on year (yoy). Hal ini tentunya memcerminkan proses pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung berjalan membaik. Tumbuhnya penerimaan pajak dinilai akan menopang pendapatan negara.