Senin 15 Nov 2021 15:26 WIB

Tiga Komoditas Naik Jelang Nataru 

Warga diminta mewaspadai kenaikan harga minyak goreng, cabai, dan telur.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Friska Yolandha
Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/11). Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan pemantauan perkembangan bahan pokok jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Foto:

Sementara menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI Oka Nurwan, kenaikan harga minyak goreng paling tinggi ada di komoditas minyak curah. Oka mengatakan, distribusi 11 juta liter dengan harga Rp 14.000 akan diriingi oleh edukasi pada publik bahwa kenaikan CPO internasional berpengaruh pada harga minyak curah. 

“Karena umurnya sangat pendek, itu tergantung dengan CPO internasional, jadi harganya tergantung,” katanya.

Kebutuhan minyak goreng di Indonesia per bulan, mencapai 410.000 ton per bulan. Jumlah ini diserap untuk minyak goreng kemasan, curah rumah tangga dan industri.

“Yang digelontorkan (11 juta liter) ini sedikit tapi itu biasanya  kemasan sederhana 5 persen dari 410.000. Tapi ini masih sedikit tapi makanya disampaikan tidak bisa di borong, kalau di borong harganya murah diguntingin jadi minyak curah dijual jadi Rp 16.000,” katanya.

photo
Pedagang menyusun minyak goreng curah yang telah dibungkus di pasar raya Padang, Sumatera Barat, Rabu (10/11/2021). Pedagang mengatakan harga minyak goreng curah mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari harga Rp13.000 menjadi Rp18.000 per kilogram akibat kurangnya pasokan. - (ANTARA/Muhammad Arif Pribadi)

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana, pihaknya masih menunggu distribusi minyak goreng dari Kementerian Perdagangan. Penyaluran rencananya akan melibatkan Aprindo. “Kita menunggu alokasi Jabar berapa untuk dialokasikan ke kabupaten/kota,” katanya.

Harga minyak goreng di Jabar sendiri, kata dia, terpantau Rp 17.000 per liter. Cabai merah ada kenaikan tapi tidak terpantau tinggi. Menurutnya dalam rapat koordinasi tersebut setiap daerah menyampaikan kondisi dan pantauan harga jelang Nataru. “Di provinsi lain masih wajar, minyak goreng Rp 17.000 di kita,” katanya.

Arifin berharap, adanya alokasi minyak goreng tersebut bisa menekan harga hingga Rp 14.000. Karena, kenaikan ini bukan datang dari pedagang, tapi karena harga CPO yang tinggi. Sementara untuk cabai, pihaknya bersama Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Holtikultura sudah melakukan koordinasi.

“Di sentra produksi sama kesulitan karena musim hujan, terus kami berkoordinasi dengan sektor hulu, di Jabar cukup banyak cabai. Untuk telur juga masih taraf wajar, minyak saja yang tinggi sampai Rp 17.000,” paparnya.

 

Disperindag Jabar sendiri, kata dia, terus memantau perkembangan harga di lima pasar rakyat setiap hari. Menurutnya informasi fluktuasi dibuka pihaknya pada masyarakat lewat informasi di sosial media. “Saat ibu-ibu ke pasar sudah tahu. Kita juga memantau hujan dan bencana, kita sudah rapat sama Dishub dan Satgas Pangan agar tidak ada hambatan distribusi,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement