Jumat 12 Nov 2021 09:50 WIB

Adhi Commuter Properti Bidik Dana IPO Rp1,6 Triliun

Saham Adhi Commuter akan ditawarkan dengan harga berkisar Rp 130-Rp 200.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Logo PT Adhi Commuter Properti
Foto: acp.id
Logo PT Adhi Commuter Properti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu lagi anak usaha BUMN merealisasikan aksinya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia. Kali ini giliran PT Adhi Commuter Properti Tbk yang akan menggelar penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). 

Berdasarkan prospektus yang telah dirilis, anak usaha PT Adhi Karya Tbk ini akan melepas sebanyak 8,01 miliar lembar saham. Jumlah tersebut setara dengan 28,6 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan setelah IPO. 

Baca Juga

Saham Perseroan akan ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran yang berkisar antara Rp 130 sampai Rp 200. Dari aksi korporasi ini, Adhi Commuter Properti akan memperoleh dana segar antara Rp1,04 triliun hingga Rp1,6 triliun.

Calon emiten yang bergerak di bidang perhotelan dan real estate ini akan menggunakan sebagian besar atau sekitar 45 persen dana IPO untuk pengembangan proyek eksisting (proyek sekarang. Dana juga akan digunakan untuk proyek recurring (proyek yang mendapatkan pendapatan berulang).

Adapun sekitar 35 persen dari hasil IPO akan digunakan perseroan untuk akuisisi atau pengembangan lahan baru. Sedangkan sisanya sekitar 20 persen akan digunakan untuk pembayaran kembali sebagian pokok obligasi seri A. 

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan upaya mendorong BUMN atau anak usaha BUMN untuk go public merupakan bagian dalam peningkatan transparansi. Erick berharap IPO perusahaan pelat merah ini dapat terwujud secara bertahap mulai tahun ini.

Selain Adhi Commuter Properti, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) yang merupakan anak usaha Grup Telkom telah lebih dulu menggelar IPO. Dari aksi korporasi tersebut, Mitratel  menawarkan sebanyak 25,54 miliar lembar saham dengan target dana himpunan mencapai Rp24,9 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement