REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, optimistis surplus neraca perdagangan Indonesia tahun ini bakal tembus 30 miliar dolar AS. Hal itu dapat dicapai jika kinerja bulanan surplus dagang terus konsisten hingga akhir tahun 2021.
"Januari-September surplus dagang kita sudah 25,07 miliar dolar AS. Kalau konsisten di kuartal terakhir ini, kita akan tembus 30 miliar dolar AS. Pertama kali dalam sejarah," kata Lutfi dalam sambutannya pada Hari Ritel Nasional 2021, Kamis (11/11).
Lutfi mengatakan, tingginya capaian surplus itu dipengaruhi oleh harga komoditas yang tinggi di level global. Itu terjadi lantaranya adanya super cycle harga komoditas yang terjadi akibat pandemi Covid-19.
Indonesia sebagai eksportir komoditas diuntungkan dengan adanya kenaikan harga dunia yang melambung. "Bagi Kemendag, rumus PDB (produk domestik bruto) itu ada dua. Ekspor dan impor. Tahun ini akan jadi rekor," kata dia.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya menyampaikan surplus dagang Januari-September 2021 merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Surplus dagang dalam periode yang sama tahun 2020 tercatat hanya 13,35 miliar dolar AS. Adapun pada 2019 dan 2018 masing-masing mengalami defisit 2,24 miliar dolar AS dan 3,82 miliar dolar AS. Sementara pada 2017 surplus dagang tercatat 10,86 miliar dolar AS dan tahun 2016 hanya sebesar 6,36 miliar dolar AS.
Total nilai ekspor Januari-September 2021 tercatat mencapai 164,2 miliar dolar AS atau naik 40,38 persen dari periode yang sama tahun 2020 sebesar 117 miliar dolar AS.
Ekspor migas mengalami kenaikan 50,7 persen. Adapun di sisi nonmigas, ekspor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 6,37 persen. Sementara itu, ekspor industri pengolahan naik 35,4 persen dan ekspor tambang dan lainnya tumbuh 76,29 persen.
"Ekspor nonmigas menyumbang 94,63 persen dari total ekspor Januari-September 2021," kata Kepala BPS, Margo Yuwono.
Sementara impor nilainya sebesar 139,2 miliar dolar dolar AS, naik 34,27 persen dari tahun lalu 103,6 miliar dolar AS. Berdasarkan penggunaan barang, impor barang konsumsi tumbuh 32,99 persen, impor bahan baku/penolong naik 37,97 persen, serta impor barang modal meningkat 18,42 persen.