REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah resmi menawarkan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI020 sebesar 4,95 persen per tahun. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan seluruh dana dari penerbitan surat utang tersebut akan digunakan pembiayaan APBN 2021.
“Penggunaan APBN termasuk pembiayaan upaya penanggulangan dampak pandemi Covid-19, salah satunya penyediaan anggaran pembiayaan perawatan pasien Covid,” ujarnya saat Launching Obligasi Negara Ritel Seri ORI020, Senin (4/10).
Per 24 September 2021 realisasi pembayaran klaim perawatan pasien Covid-19 sebesar Rp 31,6 triliun. Selain digunakan pembayaran klaim perawatan pasien Covid, dana ORI020 juga akan digunakan pembiayaan program vaksinasi.
Menurut Luky saat ini tren vaksinasi di Indonesia makin meningkat. Buktinya, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak. Data DJPPR per September 2021 menunjukkan vaksinasi Indonesia sebanyak 136 juta dosis non booster atau setara 32,7 persen dari target.
“Vaksinasi akan terus didorong agar distribusi kesehatan merata di seluruh Indonesia. Ini sudah menjadi komitmen bersama karena pendanaannya telah tertuang dalam APBN 2021,” ucapnya.
Selain itu dana dari penerbitan ORI020 juga akan digunakan sektor kesehatan lainnya seperti insentif bagi para tenaga kesehatan hingga pembangunan RS Darurat Covid.
“Anggaran sektor kesehatan lainnya insentif dan santunan nakes, penambahan fasilitas dan RS Darurat. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dapat turut berpartisipasi dalam program penanggulangan pandemi dengan berinvestasi ORI020,” ucapnya.