Senin 29 Jan 2024 18:09 WIB

 ORI025 Terbit Hari Ini, Prospeknya Positif

Prospek ORI dan SBN ritel sampai akhir tahun ini masih akan positif

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nasabah melakukan pembelian ORI25 (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA
Nasabah melakukan pembelian ORI25 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pemerintah membuka masa penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI025 pada hari ini, Senin (29/1/2024) sejak pukul 09.00 WIB. Perencana Keuangan dan Head Investment and Operation PINA Rista Zwestika mengungkapkan ORI025 bisa menjadi pilihan investasi yang prospeknya positif. 

“Prospek ORI dan SBN ritel sampai akhir tahun ini masih akan positif,” kata Rista kepada Republika, Senin (29/1/2024). 

Dia menjelaskan prospek tersebut didukung oleh sejumlah faktor. Faktor pertama yakni kebijakan The Fed yang diprediksi tidak akan menaikkan suku bunga acuannya lagi. 

“Hal ini akan membuat yield SBN ritel menjadi lebih menarik dibandingkan instrumen investasi lain, seperti obligasi korporasi atau saham,” jelas Rista. 

Faktor kedua yakni perkembangan ekonomi di Indonesia yang ke depan juga diprediksi akan positif. Dia menuturkan, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh positif pada 2024 sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek SBN ritel.

Tak hanya itu, Rista menyebut saat ini tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia juga sudah semakin meningkat. “Hal ini akan membuat masyarakat lebih tertarik untuk berinvestasi di SBN ritel,” tutur Rista. 

Dikutip dari Bareksa, Senin (29/1/2024), masyarakat dapat membeli ORI025 selama masa penawaran yang dijadwalkan hingga 22 Februari 2024 dan atau selama kuota penerbitannya masih tersedia.

Pada Jumat (26/1/2024), pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mengumumkan kupon (imbal hasil) Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI025 yang terdiri dari dua pilihan jangka waktu. 

Kupon ORI025-T3 dengan tenor tiga tahun sebesar 6,25 persen per tahun. Lalu Kupon ORI025-T6 dengan tenor enam tahun sebesar 6,4 persen per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement