Jumat 01 Oct 2021 12:24 WIB

Kakao Bank Bidik Indonesia Jadi Pasar Potensial

Asia Tenggara bisa menjadi tujuan menarik bagi KakaoBank mengingat prospek ekonominya

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Kakaobank
Foto: Haps Korea
Kakaobank

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Perusahaan fintech asal Korea Selatan, KakaoBank, mengambil langkah bertahap untuk mendiversifikasi saluran pendapatannya dengan berfokus pada pasar luar negeri, terutama di Asia Tenggara. Indonesia dibidik sebagai pasar potensial e-wallet dari Kakao Corp ini.

Menurut sebuah laporan baru-baru ini yang diterbitkan oleh S&P Global Market Intelligence, bank khusus internet itu dapat menjangkau jutaan pengguna internasional aplikasi perpesanan seluler Kakao yang banyak digunakan di luar pasar asalnya. Laporan tersebut secara khusus menyebutkan Thailand dan Indonesia sebagai pasar yang potensial.

"KakaoBank dapat menargetkan Thailand dan Indonesia dalam rencana internasionalnya, karena ekonomi yang tumbuh cepat ini telah menjadi pasar luar negeri terbesar untuk platform pesan instan Kakao Corp, KakaoTalk," kata laporan S&P. 

"Asia Tenggara bisa menjadi tujuan menarik bagi KakaoBank, mengingat prospek pertumbuhan kawasan ini," kata laporan tersebut dilansir di The Korea Times, Jumat (1/10).

Berdasarkan IPO bank pada bulan Agustus di mana perusahaan mengumpulkan 2,2 miliar dolar AS, KakaoBank diketahui memiliki sumber daya tunai yang cukup untuk menyempurnakan rencana bisnisnya di luar negeri. 

KakaoBank berencana untuk mencari pertumbuhan strategis di kawasan Asia dalam jangka panjang, setelah mengkonsolidasikan posisi ritelnya di pasar domestik. Begitu bank mulai maju ke luar negeri, diharapkan untuk membentuk usaha patungan regional.

Laporan tersebut juga memperkirakan bahwa sebagian dari modal yang diperoleh dapat digunakan dalam akuisisi perusahaan fintech, mengutip prospektus bank yang ditulis untuk IPO di musim panas.

"Kombinasi keuangan dan teknologi besar, seperti KakaoBank, dapat menjadi mitra yang menarik bagi perusahaan-perusahaan di Asia," kata juru bicara bank, Kamis (30/9).

Pada semester pertama tahun ini, jumlah nasabah KakaoBank mencapai 16,7 juta, meningkat 34 persen dari akhir tahun 2019. Bank juga berhasil menghasilkan laba bersih dalam waktu dua tahun sejak diluncurkan pada 2017.

Kinerja ini sebagian besar dikaitkan dengan keberadaan KakaoTalk di antara konsumen; sekitar 90 persen orang Korea menggunakan mobile instant messenger. Menyusul perbaikan di pasar lokal, ekspansi internasional KakaoBank ke negara lain agaknya tak terhindarkan, mengingat kasus serupa di perusahaan keuangan teknologi besar lainnya.

Anak perusahaan perpesanan Naver, Line, layanan perpesanan populer di Jepang dan negara-negara di Asia Tenggara, mendirikan bank digital yang beroperasi di Thailand dan Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement