Rabu 22 Sep 2021 19:39 WIB

Erick Thohir Minta BUMN Tingkatkan Dividen untuk Negara

Tahun ini BUMN ditargetkan memberikan setoran dividen sebesar Rp 37 triliun.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/9). Rapat kerja tersebut membahas terkait penyesuaian Rencana Kerja Anggaran 2022 Kementerian atau Lembaga sesuai hasil pembahasan Badan Anggaran DPR.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/9). Rapat kerja tersebut membahas terkait penyesuaian Rencana Kerja Anggaran 2022 Kementerian atau Lembaga sesuai hasil pembahasan Badan Anggaran DPR.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan adanya peningkatan setoran dividen BUMN untuk negara pada tahun depan. 

Erick menyampaikan Kementerian BUMN menargetkan total dividen BUMN mencapai Rp 43 triliun pada 2020. Angka ini mengalami penyesuaian akibat pandemi menjadi Rp 26 triliun.

Baca Juga

Erick mengatakan penyesuaian ini tak lepas dari dampak pandemi yang berimbas pada 90 persen dari seluruh BUMN.

Untuk tahun ini, ucap Erick, BUMN ditargetkan memberikan setoran dividen sebesar Rp 37 triliun. Erick optimistis kontribusi BUMN melalui dividen terus meningkat dan kembali pada saat kondisi normal sebelum pandemi pada tahun depan. 

"Dividen yang kita diharapkan di tahun depan diusahakan balik pada saat sebelum covid, yang waktu itu kalau tidak salah Rp 43 triliun," ujar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (22/9).

Erick meminta BUMN-BUMN yang memiliki fokus korporasi untuk dapat meningkatkan kontribusi dividen. Erick mengaku terus mendorong kinerja BUMN untuk berkembang yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi lebih besar kepada negara.

"Kalau kita lihat sampai 2023 dan 2024, memang itu dividen berdasarkan dari 11 BUMN saja, sedangkan total BUMN setelah konsolidasi ada 41 BUMN," ucap Erick.

Erick mengaku tidak memaksakan BUMN yang memiliki karakter fokus dalam pelayanan publik untuk berkontribusi serupa dengan BUMN yang hanya fokus korporasi. Erick mencontohkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang tidak mungkin memberikan dividen akibat menurunnya pergerakan penumpang selama pandemi.

"Kita juga tidak memaksakan beberapa BUMN lain yang memang sangat dekat dengan publik servis," kata Erick.

Kendati begitu, Erick telah mengumpulkan seluruh direksi agar memiliki rencana dan strategi dalam menberikan dividen untuk jangka panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement