REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut komoditas ikan hias menjadi salah satu primadona ekspor dari Pulau Dewata.
Kepala Balai KIPM Denpasar Anwar mengatakan BKIPM Denpasar mencatat sebanyak 414.190 ekor ikan hias berhasil menjangkau pasar global selama Agustus 2021.
"Alhamdulillah, di tengah situasi pandemi Covid-19 dan PPKM, kita tetap bisa menjaga kualitas dan mutu produk perikanan Bali hingga masih bisa ekspor," ujar Anwar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/9).
Selain ikan hias, ucap Anwar, komoditas hidup yang juga berhasil menjangkau pasar ekspor diantaranya benih bandeng sebanyak 67,8 juta ekor, benih kerapu 67 ribu ekor, siput hias 40,4 ribu ekor dan udang 40,4 ribu ekor. Anwar mengungkapkan, total ekspor komoditas hidup dari Bali selama bulan Agustus mencapai 68 juta ekor.
"Itu baru dari sisi komoditas hidup, selama Agustus kita juga ekspor komoditas non hidup," sambung Anwar.
Anwar menambahkan, komoditas non hidup yang diekspor diantaranya tuna sebanyak 966,7 ton, cumi-cumi 261,15 ton, tenggiri 165,3 ton. Selanjutnya sarden 58,75 ton dan rumbut laut sebanyak 47,4 ton. Total ekspor komoditas nonhidup selama Agustus mencapai 1.672,56 ton.
Kata Anwar selama bulan kemerdekaan lalu, Balai KIPM melakukan 836 kali pengiriman ke luar negeri. Produk-produk tersebut pun diekspor ke 53 negara tujuan di berbagai belahan dunia. Nilai yang dihasilkan dari kegiatan ekspor pun mencapai Rp 149,6 miliar.
"Tentu ini patut kita syukuri, terutama di tengah kondisi pandemi saat ini," ungkap Anwar.