Jumat 03 Sep 2021 14:19 WIB

Kementan Janji Tingkatkan Sistem Pengolahan Beras di Merauke

Akselerasi sektor pertanian dari hulu hingga hilir di Merauke harus segera diwujudkan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong Provinsi Papua untuk mencetak lebih banyak SDM pertanian unggul.
Foto: Kementerian Pertanian
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong Provinsi Papua untuk mencetak lebih banyak SDM pertanian unggul.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan, pihaknya siap untuk meningkatkan kualitas Rice Milling Unit (RMU) atau penggilingan padi hingga menghasilkan beras kualitas premium sehingga mampu untuk melakukan ekspor.

Syahrul mengatakan, untuk menunjang ini, akselerasi sektor pertanian dari hulu hingga hilir di Kabupaten Merauke harus segera diwujudkan, yakni mulai dari budidaya benih dilanjutkan panen, pascapanen, pengolahan hasil, packaging hingga penentuan marketplace harus terus kembangkan guna memasarkan produksi hasil pertanian yang berdaya saing ekspor.

Baca Juga

Syahrul juga meminta agar keseluruhan proses dari hulu ke hilir agar dapat dikorporasikan dengan baik untuk menghasilkan akselerasi yang makin tinggi. Dalam membantu petani pada aspek permodalan, pihak perbankan juga diminta untuk terus menggulirkan dana kredit usaha rakyat (KUR) kepada para petani.

"RMU-nya luar biasa dan itu lah gunanya saya datang kesini bersama full tim dan kita lihat apa yang bisa kita lakukan di sini. Semua pikiran kita untuk rakyat, untuk negeri, untuk bangsa. Oleh karena itu di bawah pimpinan bupati semua harus bergerak," kata Syahrul dalam Siaran Pers Kementan, Jumat (3/9).

Syahrul mengharapkan agar kualitas yang dihasilkan dapat terus ditingkatkan sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional bahkan menembus pasar ekspor. Peningkatan kualitas padi yang dihasilkan petani tentunya dilakukan dengan penggunaan benih unggul yang sesuai.

"Beras Merauke ini harus naik kelas. RMU yang sudah bagus tapi saya merasa harus naik kelas lagi. Disini masih jual beras Rp 8 ribu per kilogram (kg) karena ini masih beras medium dan saya mau kita sampai premium sehingga sampai diekspor pun boleh ke Papua Nugini," katanya.

Petani milenial sekaligus pemilik salah satu RMU setempat, Manullang, mengatakan sudah mengembangkan inovasi dryer di Kabupaten Merauke yang selama ini menjadi kendala petani usai melakukan panen raya.

Sebelumnya hasil panen petani di keringkan secara manual dan sangat ditentukan cuaca dan hal tersebut turut mempengaruhi kualitas panen. "Inovasi dryer ini diapresiasi masyarakat karena sangat membantu mereka. Dulu petani panen dengan combine dan hasil panen dibawa kerumah untuk dijemur. Namun saat ada hujan, gabah terkena air maka petani keringkan lagi tapi saat di giling, berasnya hancur," ucap Manullang.

Petani Merauke mengharapkan dryer bisa disediakan secara merata disetiap distrik, kampung bahkan RT maupun RW guna menyelesaikan kendala petani pada pasca panen dan menjamin peningkatan kualitas beras.

"Saat ini RMU ini berkapasitas 15 sampai 25 ton perhari namun saat ini kita bersama salah satu petani binaan kita sudah membuat pengering-pengering di setiap kecamatan seperti Semangga, Tanah Miring, Kurik sudah kita buat. Kedepan kita bersinergi dalam mengembangkan sektor pertanian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement