REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perundingan Indonesia-Uni Emirat Arab Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUEA-CEPA) dimulai dan ditargetkan rampung pada tahun depan. Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi menargetkan sejumlah komoditas maupun produk jadi untuk meningkatkan ekspor.
"Ada beberapa item karena Indonesia sekarang sedang berevolusi dari negara penjualan barang mentah dan stengah jadi menjadi produk industri berteknologi tinggi," kata Lutfi dalam konferensi pers, Kamis (2/9).
Ia mengatakan, komoditas yang paling strategis untuk diekspor ke UAE yakni emas dan perhiasan dan stainless steel. Selain itu, Indonesia juga ingin bekerja sama dalam perdagangan alumina dan alumunium meskipun UAE saat ini merupakan produsen alumina.
Adapun untuk produk jadi, Lutfi menargetkan produk otomotif dari Indonesia bisa masuk ke UAE. Lebih jauh, pasar Afrika dapat dijangkau melalui UAE sehingga hasil kerja sama IUAE-CEPA memberikan dampak luas.
"Kita ingin pasar Afrika lewat UAE bisa menikmati industri otomotif kita. Sekarang sudah ada tanda-tanda tapi harapannya di masa depan produk mobil kita bisa merajai pasar UAE," ujarnya.
Mengutip data Kementerian Perdagangan, total nilai perdagangan Indonesia-UAE pada 2020 mencapai 2,93 miliar dolar AS. Adapun pada semester pertama 2021 nilai perdagangan mencapai 1,86 miliar dolar AS.
Total nilai ekspor pada semester I ini tercatat 850 juta dolar AS, naik 31,08 persen dari periode sama tahun lalu. Adapun nilai impor sebesar 1 miliar dolar AS, tumbuh 23,26 persen.