Selasa 10 Aug 2021 18:06 WIB

Pengembangan Industri Kecil Harus Masif untuk Dukung Ekspor

Industri kecil RI cenderung terkonsentrasi ke subsektor yang membutuhkan tenaga kerja

Pekerja membuat tempe, makanan tradisional yang terbuat dari kedelai rebus dan dicampur dengan ragi untuk proses fermentasi, di industri kecil pembuatan tempe dan tahu di Banda Aceh, Indonesia, 03 Agustus 2021.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Pekerja membuat tempe, makanan tradisional yang terbuat dari kedelai rebus dan dicampur dengan ragi untuk proses fermentasi, di industri kecil pembuatan tempe dan tahu di Banda Aceh, Indonesia, 03 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Eisha Rachibini meminta pengembangan industri kecil harus bisa lebih masif agar sektor tersebut bisa berpartisipasi lebih dalam kegiatan ekspor."Di sektor ini memang terdapat potensi untuk dikembangkan," kata Eisha dalam diskusi virtual di Jakarta, Selasa (10/8).

Menurut dia, hal tersebut mengingat industri kecil di Indonesia cenderung terkonsentrasi kepada subsektor yang membutuhkan tenaga kerja banyak, seperti industri makanan, pakaian jadi, tekstil, dan furnitur. Namun, efisiensi produksi industri kecil di Tanah Air masih rendah, seperti industri tekstil dan motor.

"Dengan demikian, industri tersebut butuh didukung supaya efisiensinya bisa lebih tinggi," ujar Eisha.

Selain itu, Eisha menyebutkan akses keuangan juga diperlukan dalam mengembangkan industri kecil, mengingat usaha kecil biasanya membutuhkan dukungan dana untuk melakukan ekspansi. Selain itu, akses terhadap teknologi digital juga diperlukan bagi industri kecil agar bisa bersaing di pasar domestik maupun internasional.

"Meski dari rumah, saat ini masyarakat tetap bisa berbelanja online, sehingga online ini mampu meningkatkan kegiatan ekonomi," tutur Eisha.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement