REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PP Presisi Tbk membukukan kinerja yang positif sepanjang semester I 2021. Hal tersebut tercermin dari EBITDA perseroan yang melesat sebesar Rp 463 miliar pada paruh tahun ini, meningkat 12 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 413,4 miliar.
Peningkatan EBITDA ini seiring dengan peningkatan laba usaha sebesar 24 persen yoy menjadi Rp 227 miliar pada semester I 2021 dari Rp 183,1 miliar pada tahun lalu. Laba bersih juga melejit sebesar 90,7 persen yoy dari Rp 35,4 miliar menjadi Rp 67,5 miliar.
Dengan demikian, kenaikan laba bersih ini mendorong peningkatan Laba Bersih Yang Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk sebesar 91 persen yoy, dari Rp 18,8 miliar tahun lalu menjadi Rp 35,9 miliar pada tahun ini.
“Kinerja yang menggembirakan ini tidak terlepas dari peningkatan operasional serta keberhasilan program cost leadership yang dijalankan, termasuk penurunan biaya bunga, di samping adanya pendapatan dari konsorsium LMA,” kata Direktur Utama PP Presisi, Rully Noviandar, dikutip Rabu (4/8).
Total Aset meningkat sebesar 3 persen dari Rp 6,9 triliun pada 31 Desember 2020 menjadi Rp 7,1 triliun 30 Juni 2021. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan Aset Lancar sebesar 8,1 persen dari Rp 3,9 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp 4,3 triliun pada 30 Juni 2021.
Peningkatan Aset Lancar tersebut sebagian besar merupakan peningkatan piutang usaha dan tagihan bruto sebesar 9,0 persen dari Rp 2,9 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp 3,1 triliun pada 30 Juni 2021 dengan status lancar. Selain itu, terdapat peningkatan pada kas dan setara kas sebesar 3 persen dari Rp 271 miliar pada 31 Desember 2020 menjadi Rp279 miliar pada 30 Juni 2021.
Debt meningkat tipis dari Rp 1,9 triliun menjadi Rp 2,0 triliun seiring dengan kebutuhan Perseroan untuk meningkatkan capex dan pembiayaan pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan perolehan proyek baru. Sementara itu, Ekuitas Yang Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk meningkat sebesar 1,1 persen dari Rp 2,1 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp 2,2 triliun pada akhir Juni 2021.
Direktur Keuangan PP Presisi, Benny Pidakso, menjelaskan rasio keuangan PP Presisi juga mengalami peningkatan, antara lain rasio lancar meningkat dari 1,30X menjadi 1,35X. Rasio net debt to equity dapat dipertahankan di kisaran 0,8X sehingga membuka ruang yang sangat luas bagi PPRE untuk melakukan leveraging.
"Pencapaian kinerja tersebut merupakan salah satu hasil dari strategi diversifkasi Perseroan pada jasa tambang dimana melalui strategi tersebut Perseroan dapat memperbaiki struktur keuangan menjadi lebih baik," ujar Benny.