REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan penyaluran kredit investasi sebesar Rp 1.400 triliun per April 2021. Adapun penyaluran kredit investasi mayoritas berpusat di Pulau Jawa.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kredit investasi di Pulau Jawa mencapai Rp 1.000 triliun. “Masih dominan di Pulau Jawa sekitar 80 persen atau Rp 1.000 triliun dari total kredit nasional,” ujarnya saat acara Investor Daily Summit 2021 secara virtual, Selasa (13/7).
Royke mengakui, pandemi membuat kondisi ekonomi terpuruk. Namun, dilihat dari sisi penyaluran kredit emiten BBNI ini masih tumbuh 2,2 persen secara tahunan (YoY) atau lebih baik dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit perbankan nasional yang minus 3,8 persen.
Maka itu, untuk menyiasati melambatnya penyaluran kredit, BNI akan lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Perseroan juga akan melihat perkembangan kualitas kredit setiap sektor.
“BNI memiliki beberapa sektor potensial ekonomi baik di manufaktur, agribisnis, dan konstruksi. Bukan berarti sektor lain kita abaikan, namun secara selektif kita juga tumbuh,” ucapnya.
Dari sisi lain, menurutnya, situasi kredit investasi seperti ini membuka peluang perbankan untuk membiayai proyek-proyek baru di Pulau Jawa. Dia juga menjelaskan dalam paparannya, rencana pemerintah mengenai pembangunan jangka menengah seperti membangun 10 kawasan industri baru, sembilan kawasan prioritas nasional, dan 19 proyek smelter.
“Dunia perbankan menyambut baik dan mengapresiasi langkah pemerintah untuk menciptakan kawasan ekonomi baru yang tersebar di seluruh indonesia. Hal ini penting karena perekonomian indonesia sedang memasuki masa pemulihan,” ucapnya.