Selasa 20 Apr 2021 14:33 WIB

Ekonomi Membaik, Investor Disarankan Rebalancing Portofolio

Tingkat imbal hasil instrumen pendapatan tetap Indonesia masih tertinggi di Asia.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Selain saham dan reksadana, obligasi bisa menjadi salah satu sarana investasi.
Foto:

Saat ini, inflasi Indonesia masih terbilang cukup rendah dan inflasi tahunan diperkirakan ada di kisaran tiga persen. Sementara itu, imbal hasil yang ditawarkan SBN tenor 10 tahun cukup tinggi di 6,8 persen saat ini sehingga ada selisih (real yield) dengan inflasi sekitar tiga persen.

"Investor obligasi dan investor yang memiliki profil risiko moderat juga tetap bisa memanfaatkan reksadana pendapatan tetap dikarenakan tren kebijakan suku bunga rendah masih akan dipertahankan, sehingga yield obligasi masih akan menarik," katanya.

Apalagi jika dibandingkan dengan yield obligasi negara-negara lainnya, obligasi Indonesia merupakan salah satu yang masih menawarkan tingkat yield yang lebih atraktif. CIO Jagartha Advisors, Erik Argasetya turut menambahkan bahwa apabila yield dari SBN berada di atas tujuh persen menjadi sinyal positif bagi investor untuk memasuki pasar obligasi karena imbal hasilnya yang atraktif.

Selain itu, Erik berkomentar bahwa penambahan alokasi di saham juga patut dipertimbangkan karena ekspektasi dari membaiknya laporan keuangan emiten terutama setelah pandemi tahun 2020. Sepinya arus dana (capital flow) investor asing cenderung lebih mempengaruhi pergerakan harga saham emiten berkapitalisasi besar.

Sehingga, hal ini justru memberikan kesempatan bagi para investor domestik untuk dapat pula berinvestasi di saham-saham dengan kapitalisasi pasar menengah dan kecil dengan fundamental yang baik. Tingginya minat dari para emiten baru juga ditunjukkan melalui penawaran umum (IPO) di bursa yang terlihat dengan penambahan 51 emiten baru di tahun 2020.

Dalam momentum pemulihan ekonomi global saat ini, investor yang memiliki aset dalam denominasi Dolar AS juga dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan menempatkan alokasi di instrumen-instrumen yang memiliki eksposur ke pasar saham regional dan global, dengan kawasan Asia Pasifik dan China sebagai motor pertumbuhan ekonomi global serta pasar negara maju seperti AS dan Eropa saat ini juga sedang berada dalam momentum awal pemulihan ekonomi.

Terlebih jika melihat kondisi vaksinasi dapat terus berjalan sesuai dengan yang diharapkan, laju baru kasus Covid-19 yang terus menurun, dan terciptanya pertumbuhan yang berkesinambungan, maka tidak mungkin bahwa tingkat imbal hasil pada pasar saham atau obligasi akan menjadi lebih menarik. Hal ini juga diharapkan mampu mendorong aliran modal asing masuk yang cukup besar untuk menjadi katalis tambahan bagi pasar saham dan obligasi di Indonesia.

Saat ini, Bareksa Prioritas merupakan salah satu platform investasi yang juga menyediakan reksadana berdenominasi Dolar AS yang lengkap dan beragam. Layanan pengelolaan kekayaan melalui Bareksa Prioritas selama ini masih menjadi pilihan bagi para nasabah HNWI. Sebab, layanan investasi bisa dilakukan dengan cepat, aman, akurat,  paperless dan digital.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement