Ahad 18 Apr 2021 11:30 WIB

Neraca Jahe Dalam Negeri Masih Positif

Kementerian Pertanian mengembangkan kawasan jahe terintegrasi dari hulu sampai hilir

 Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo memperhatikan betul perkembangan produksi tanaman obat, salah satunya jahe.
Foto:

Hal tersebut dibenarkan Manajer Budidaya Tanaman PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Bambang Supartoko, mengatakan bahwa kebutuhan jahe dalam negeri dilihat dari data produksi dan ketersediaan masih mencukupi bila dikelola dengan baik. Meskipun demikian akan menjadi masalah apabila standar mutu dan masa panen yang belum stabil. "Hal ini berkaitan dengan budidaya jahe yang beragam di berbagai tempat,” ujarnya dalam siaran pers, Ahad (18/4).

Pemerintah, kata Bambang, perlu melakukan penataan kawasan dan memfasilitasi sarana produksi, terutama  benih bermutu. Pendampingan budidaya dan pascapanen kepada pelaku usaha produksi jahe  perlu dilakukan hingga dapat menjembatani menuju hilirisasi produk.

Hal senada disampaikan Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), Institut Pertanian Bogor, Awang Maharijaya. Kebutuhan jahe baik untuk rumah tangga maupun industri saat ini masih cukup terpenuhi. Kualitas dan produktivitasnya  perlu ditingkatkan mengingat tren permintaan naik termasuk tuntutan kualitas atau standar mutunya.

"Updating kebutuhan terutama untuk industri perlu dilakukan sehingga perencanaan produksi menjadi lebih tepat dan dapat mengantisipasi kekurangannya,” jelasnya.

Berdasarkan data BPS 2021, rata-rata impor jahe per tahun sebesar 11 ribu ton dan impor tertinggi terjadi pada tahun 2019 (21,7 ribu ton) kemudian turun pada tahun 2020 (19,2 ribu ton).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement