Kamis 18 Mar 2021 14:33 WIB

Anggota Komisi IV Menolak Keras Impor Beras 1 Juta Ton

Anggota Komisi IV menilai keputusan impor beras kontradiktif dengan data BPS

Petani membajak sawah menggunakan traktor untuk mengawali musim tanam padi yang baru setelah panen kemarin, di kawasan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Senin (15/3). Banyak petani berharap pemerintah mengkaji ulang atau mempertimbangkan rencana impor beras di awal tahun ini, dikhawatirkan akan membuat harga gabah ditingkat petani anjlok.
Foto:

Senada dengan Renny, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin juga dengan tegas menolak adanya rencana impor beras 1 juta ton. Andi menilai bahwa keputusan tersebut sangat kontraadiktif dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait stok dan produksi pangan yang menunjukan adanya surplus beras.

"Alasan Mendag dan Menko Perekonomian tidak bisa kita terima secara argumentatif, kita juga harus berikan apresiasi kepada petani dan Kementan yang sudah menjamin ketersedian pangan dengan baik," ungkapnya

Dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV tersebut Andi juga mengapresiasi upaya antisipasi yang dilakukan Kementan dalam menyerap gabah petani meskipun bukan tupoksi utama dari Kementan.

"Saya yakin kerja Mentan sudah bagus untuk kita harus tetap bersinergi, dan saat ini kita harus punya kepercayaan diri bahwa petani kita mampu menghasilkan pangan sendiri terutama beras," tambahnya

Dalam Raker tersebut Mentan juga memaparkan apa saja langkah Kementerian Pertanian untuk menjaga pasokan kebutuhan pangan pokok di masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri, juga selama Pandemi Covid-19. 

"Untuk itu langkah yang diambil Kementerian Pertanian adalah melalui Optimalisasi penyediaan pangan dari dalam negeri dan juga mempercepat proses impor untuk komoditas pangan yang belum sepenuhnya dicukupi dari dalam negeri, seperti kedelai, bawang putih, daging sapi/kerbau dan gula pasir," ungkap Mentan 

Berdasarkan hasil perhitungan sampai dengan Minggu II Maret 2021 menunjukkan stok beras yang tersimpan di berbagai tempat seperti di Bulog, penggilingan, pedagang, PIBC dan lainnya, sehingga total stok mencapai 6,79 juta ton. Begitu pula surplus komoditas jagung, panen pada awal tahun sampai dengan Mei 2021 merupakan puncak siklus panen besar yang setiap tahun selalu terjadi sebagai hasil penanaman awal musim hujan. 

"Untuk komoditas lain diperkirakan juga akan tersedia dalam jumlah cukup di antaranya komoditas bawang, cabai, daging ayam ras, telur, gula dan minyak goreng," ujarnya

Walaupun ketersediaan pangan diperkirakan akan cukup, Mentan mengakui bahwa ada beberapa komoditas pangan yang masih harus mendatangkan dari luar negeri karena produksi dalam negeri belum dapat memenuhi total kebutuhan masyarakat, seperti kedelai, bawang putih, daging sapi/kerbau dan gula pasir. 

 

"Khusus daging sapi/kerbau, walaupun telah diperkuat penyediaannya melalui impor, diperkirakan sampai akhir Mei 2021 masih kurang, sehingga kami akan melakukan kerja keras untuk dapat memenuhi kekurangannya," ungkap Mentan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement