REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, stok beras nasional hingga pekan kedua Maret 2021, sebanyak 6.790.241 ton. Pihaknya memastikan keamanan ketersediaan beras hingga bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri mendatang.
Syahrul mengatakan, stok tersebut tersebar di beberapa level. Ia menjelaskan, stok beras di Perum Bulog kini sebanyak 870.620 ton dan di perusahaan penggilingan padi sebanyak 1.260.263 ton.
Kemudian stok beras di pedagang ditaksir sebanyak 617.574 ton dan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebanyak 33.791 ton. Selanjutnya, stok beras juga terdapat di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) sebanyak 6.328 ton, diikuti industri hotel restoran dan katering (horek) 296.805 ton.
Adapun stok beras terbanyak ada di level rumah tangga yakni 3.704.869 ton. "Harga rata-rata beras di tingkat penggilingan dan eceran diprediksi stabil hingga bulan Juni 2021, dengan tren penurunan relatif kecil antara 0,1-0,2 persen," kata Syahrul dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Kamis (18/3).
Syahrul mengatakan, stabilnya harga beras pada awal tahun antara lain dipengaruhi stok beras nasional akhir 2020 sekitar 7,4 ton. Itu mencukupi kebutuhan beras nasional dari bulan Januari-Juni 2021. Sementara, pada bulan Maret-April 2021, musim panen raya kembali tiba dengan perkiraan produksi beras sekitar 9 juta ton.
Memasuki masa panen raya, Syahrul menyampaikan pemerintah sudah menyiapkan sejumlah antisipasi. Ia mengatakan, Kementan telah mendorong Persatuan Penggilingan Perusahaan Padi (Perpadi) untuk menyerap gabah petani melalui optimalisasi fasilitas rice milling unit (RMU) bantuan Kementan.
Sinergi dengan Perum Bulog juga dilakukan untuk meningkatkan serapan gabah petani. Kementan, kata Syahrul, juga bekerja sama dengan PT RNI dan PT Pertani untuk meningkatkan serapan gabah. "Kami juga mendorong kepala daerah mengoptimalisasi fungsi dryer di sentra produksi dan optimalisasi gudang atau lumbung cadangan pangan bersama Bulog dan Perpadi," katanya.