REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2021 dinilai sebagai tahun yang tepat untuk memulai investasi properti. Hal ini didukung oleh beberapa stimulus yang dikeluarkan pemerintah untuk menggairahkan kembali penjualan di sektor tersebut.
Stimulus tersebut antara lain kebijakan pelonggaran uang muka berupa down payment (DP) nol persen untuk kredit pemilikan rumah (KPR). Pemerintah juga menanggung pajak pertambahan nilai (PPN) untuk rumah tapak dan rumah susun dengan batasan harga jual maksimal Rp 5 miliar.
Kepala riset Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengatakan, kedua program ini tampaknya cukup holistik dalam mendorong penjualan properti residensial. Jika ini untuk investasi jangka panjang dan investor tidak mengharapkan pengembalian langsung atau dalam waktu dekat, ini sebenarnya waktu yang tepat.
"Untuk pengguna akhir yang memiliki daya beli yang cukup, ini juga saat yang tepat untuk melakukan pembelian," kata Ferry, Selasa (16/3).
Meski demikian, menurut Ferry, ada banyak prosedur yang harus diperhatikan secara matang, terutama karena pembelian ini dilakukan melalui KPR. Risiko bagi bank semakin meningkat, sehingga mereka harus berhati-hati dalam mencairkan KPR dengan uang muka 0 persen.
Walau pembeli terhindar dari keharusan menyediakan sejumlah besar uang pada tahap awal, beban mereka semakin membesar dalam kewajiban bulanannya. Tantangan lainnya adalah bank harus menyesuaikan suku bunga pinjamannya agar lebih kompetitif dan tidak jauh dari suku bunga acuan BI agar pasar ini lebih bersemangat.
Baca juga : Kuasa Hukum Demokrat Versi KLB Sebut Soal Keterangan Palsu
Ferry mengakui, DP 0 persen dan pembebasan PPN untuk produk properti tertentu adalah langkah yang baik. Namun demikian hal ini harus diikuti dengan pemberian suku bunga pinjaman yang lebih menarik, agar dapat dibuat kebijakan holistik dengan harapan mampu mempercepat lebih banyak transaksi produk properti.
Ferry meyakini tahun 2021 akan menjadi tahun yang lebih baik terutama untuk sektor properti. Ke depan, prospek sektor properti juga akan lebih positif terutama ketika vaksinasi berhasil dilaksanakan dan memberi dampak dalam mendorong lebih banyak kegiatan bisnis.