REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melakukan transmisi penurunan suku bunga kredit untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN). Hal ini sejalan langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 4,5 persen.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan sepanjang 2020 perseroan telah menurunkan 75 basis poin sampai 150 basis poin, khusus restrukturisasi keringanan suku bunga, BRI menurunkan antara 300 bps-500 bps.
“Salah satu penyebab penurunan suku bunga adalah turunnya biaya dana (cost of fund). Per akhir Desember 2020 COF BRI tercatat menurun 3,22 persen atau 36 basis point, dibandingkan COF BRI pada akhir Desember 2019,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (25/2).
Menurutnya perseroan berupaya melakukan review suku bunga secara berkala seiring membuka ruang penurunan suku bunga."Tahun ini kami proyeksikan akan dilakukan penurunan suku bunga sebesar 25 bps mengikuti penurunan BI 7 Days Repo Rate," ucapnya.
Aestika menyebut penurunan suku bunga pinjaman bukan satu-satunya variabel untuk meningkatkan pertumbuhan kredit. Berdasarkan perhitungan model ekonometrika, lanjutnya, variabel yang paling sensitif terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat."Oleh karenanya BRI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam kaitannya dalam penyaluran berbagai stimulus pemulihan ekonomi nasional untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat, yang pada ujungnya diharapkan mampu mengerek demand kredit nasional," ucapnya.