REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I dilakukan dengan skema kerja sama pemerintah dengan bandan usaha (KPBU). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan konstruksi SPAM Jatiluhur I akan dilakukan pada kuartal ketiga tahun ini.
"Konstruksi akan dimulai Agustus 2021 sampai Februari 2024 dengan perkiraan jangka waktu konstruksi 2,5 tahun," kata Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Eko D Heripoerwanto dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama SPAM Regional Jatiluhur I yang disiarkan secara virtual, kemarin.
Proyek tersebut akan dibangun oleh perusahaan konsorsium yakni PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur. Perusahaan konsorsium tersebut dibentuk dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Tirta Gemah Ripah.
Eko menjelaskan, setelah penandatanganan proyek KPBU tersebut, badan usaha segera melakukan pemenuhan persyaratan pendahuluan. Termasuk dengan financial close yang direncanakan pada pekan ketiga Februari 2021 hingga pekan kedua Agustus 2021.
"Selanjutnya proyek konstruksi akan dimulai dan direncanakan beroperasi pada kuartal pertama 2024," jelas Eko.
Eko mengatakan, SPAM Jatiluhur I akan menyediakan air minum curah sebesar 4.750 liter per detik untuk empat wilayah. SPAM tersebut dapat beroperasi dengan distribusi Provinsi DKI Jakarta sebanyak 4.000 liter per detik, Bekasi 300 liter per detik, Kabupaten Bekasi 100 liter per detik, dan Karawang 350 liter per detik.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menilai banyak hal positif jika proyek dilakukan sengan skema KPBU. "Harapan kami dengan KPBU banyak yang mengawasi sehingga tata kelola jadi lebih baik," ujar Basuki dalam kesempatan yang sama.
Basuki menuturkan, hal tersebut juga mengartikan infrastruktur tidak selalu bisa dibangun dengan biaya APBN. Dengan mengerjakan proyek bersama swasta, Basuki menegaskan, harus dilakukan dnegan kerja sama yang kuat.
Selain itu, Basuki mengakui dengan penyediaan air sebanyak 4.750 liter per detik masih sangat kurang untuk DKI Jakarta. Namun, hal ini sumbangan yang tidak sedikit untuk melayani warga Jakarta terkait air bersih.
"Layanan ini juga melalui perpipaan dari Bekasi dibawa ke sentral timur untuk menjamin kualitas air lebih baik," ungkap Basuki.