REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Layanan streaming video Netflix telah melampaui 200 juta pelanggan. Deretan serial televisi dan film yang terus bertambah menjadi daya tariknya, terutama ketika banyak orang 'terjebak' di rumah selama pandemi Covid-19.

Pencapaian pelanggan ini menjadi sorotan utama hasil kuartal IV Netflix yang dirilis pada Selasa (19/1). Layanan ini menambah 8,5 juta pelanggan lagi selama periode Oktober-Desember, menutup tahun terbesar Netflix sejak berdiri pada 1997.

Tambahan pelanggan pada kuartal IV, melampaui proyeksi manajemen Netflix sendiri, 6 juta, maupun analis Wall Street. Pencapaian ini bahkan dicapai ketika perusahaan mulai menaikkan harga delapan hingga 13 persen di Amerika Serikat (AS).

Secara keseluruhan, hingga akhir 2020, Netflix sudah memiliki 204 juta pelanggan di seluruh dunia. Seperti dilansir di AP News, Rabu (20/1), saham Netflix melonjak lebih dari 12 persen setelah data ini dirilis.

Setelah mendisrupsi industri persewaan DVD, Netflix memperkenalkan konsep revolusioner acara televisi dan film streaming pada 14 tahun lalu. Saat itu, layanannya hanya memiliki enam juta pelanggan.

Layanan streaming mulai berkembang pesat pada tujuh tahun lalu ketika Netflix mulai memproduksi acaranya sendiri dan mempercepat ekspansi di seluruh dunia. Layanannya kini sudah menjangkau lebih dari 190 negara.

Sejak debut seri asli pertamanya, House of Card, pada 2013, Netflix telah menarik lebih dari 170 juta pelanggan tambahan. Untuk 2020 saja, Netflix memperoleh 37 juta pelanggan baru, meningkat 22 persen dibandingkan 2019. Kinerja sahamnya bahkan lebih baik, naik 67 persen pada tahun lalu, Perusahaan asal Los Gatos, Kalifornia, ini kini memiliki valuasi lebih dari 220 miliar dolar AS.

Ikuti Whatsapp Channel Republika