Rabu 20 Jan 2021 12:01 WIB

Keponakan Luhut Masuk Bursa Calon Pimpinan SWF Indonesia

SWF merupakan lembaga yang akan mengelola dana investasi milik pemerintah.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Pandu P. Sjahrir disebut masuk dalam bursa calon pimpinan sovereign wealth fund (SWF) pemerintah, Otoritas Investasi Indonesia (INA)
Foto:

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki harapan besar terhadap lembaga pengelola keuangan ini dalam meningkatkan kekayaan negara, terutama di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi. Otoritas investasi akan memainkan peranan kunci dalam mendanai berbagai proyek besar, mulai dari infrastruktur dan perawatan kesehatan hingga pariwisata maupun teknologi.

Otoritas akan mengajak investor lokal serta global untuk berpartisipasi dalam sub-pendanaan proyek tertentu.

Kementerian Keuangan sebagai bendahara negara menolak berkomentar. Sedangkan, para kandidat yang masuk dalam bursa calon pimpinan juga tidak segera menanggapi permintaan komentar Bloomberg.

Pemerintah berencana mulai menjalankan INA pada awal tahun ini dengan aset 5 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 70 triliun. Mereka juga akan mencari investasi sekitar 16 miliar dolar AS (Rp 225 triliun) pada tahap awal.

Model otoritas investasi Indonesia akan dirancang untuk menarik modal asing sebagai investor bersama. Model ini agak berbeda dengan banyak Sovereign Wealth Fund (SWF) di negara kaya seperti Norwegia dan Singapura. Mereka mengelola pendapatan minyak atau cadangan devisa yang besar.

Sebelum mulai beroperasi tahun ini, INA telah memperoleh miliaran dolar AS dalam bentuk jaminan dari Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Jepang memberikan komitmen 4 miliar dolar AS melalui Bank Jepang. Jumlah itu dua kali lipat yang dijanjikan oleh Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional AS.

Direktur pengelola di penyedia data Global SWF Diego Lopez mengatakan, model serupa telah diluncurkan dari Rusia, Italia dan Prancis ke Dana Investasi dan Infrastruktur milik India. Tapi, agar Indonesia berhasil menarik modal asing, struktur formal yang kuat, tata kelola, dan kepemimpinan menjadi sangat penting. Khususnya dengan melihat skandal 1MDB di negara tetangga, Malaysia.

Lopez menuturkan, siapapun yang akan menduduki pimpinan INA haruslah yang mampu bekerja dengan pemerintah. Selain itu, ia juga harus memahami dan menghargai dunia investasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement