Jumat 22 Mar 2024 20:36 WIB

RI-China Eksplorasi Palung Jawa, Luhut: Untuk Ungkap Potensi Tersembunyi

RI tak punya alat eksplorasi laut dalam sehingga beruntung ada kolaborasi ini.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait wacana integrasi moda transportasi publik Jabodebek di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/9/2023).
Foto: ANTARA/Indra Arief Pribadi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait wacana integrasi moda transportasi publik Jabodebek di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kolaborasi eksplorasi laut dalam Indonesia dan China di Palung Jawa dapat menjadi katalis untuk mengungkap potensi tersembunyi dari dasar laut Indonesia.

Sehingga menurut Luhut, hal itu sangat penting untuk dilaksanakan. "Mungkin nantinya kita bisa menemukan jenis material baru untuk pengobatan, atau bahkan biota baru," kata Luhut saat membuka China-Indonesia Joint Dive Expedition to Java Trench di Jakarta, Jumat (22/3/2024).

Baca Juga

Luhut mengatakan, kerja sama eksplorasi antara Indonesia dan China ini menjadi momen bersejarah karena dapat menjelajahi wilayah Tanah Air yang paling dalam.

"Sebelumnya kita tidak memiliki fasilitas untuk melakukannya sehingga kita sangat beruntung dengan adanya kolaborasi ini," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa 75 persen wilayah Indonesia terdiri dari laut. Namun hanya 19 persen dari wilayah tersebut yang telah dipetakan, dan hanya sebagian kecil yang telah dieksplorasi.

"Sebanyak 62 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir dan sebagian besar termasuk dalam kategori miskin. Oleh karena itu, kami berupaya keras untuk mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah di wilayah tersebut, salah satunya melalui pengembangan rumput laut," ungkap Luhut.

Menurut Luhut, Indonesia memiliki kekayaan potensi laut dalam. Ia mencontohkan Laut Banda, memiliki kedalaman hingga 7.440 meter atau hampir setinggi gunung tertinggi di dunia yakni Gunung Everest. Sementara itu, Palung Jawa memiliki kedalaman hingga 7.140 meter.

"Kita harus mampu membangun kolaborasi yang solid. Jika kita tidak melakukannya, tidak menutup kemungkinan pihak lain akan melakukannya dan kita tidak akan mendapatkan apapun. Kolaborasi ini akan memberikan manfaat bagi kedua negara, dan tanpa melakukannya kita akan semakin tertinggal," kata dia menguraikan.

Luhut juga menyoroti adanya temuan plastik di wilayah laut dalam yang menjadi kekhawatiran bersama. Karena partikel plastik yang dikonsumsi ikan dapat di makan oleh manusia dapat berdampak negatif di masa depan, khususnya bagi ibu hamil dan perkembangan anak.

Kolaborasi eksplorasi Indonesia dan China, lanjut Luhut, berfokus pada sektor pendidikan dan akademik dengan kerja sama Institut Pertanian Bogor dan Universitas Indonesia untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Ia mengatakan bahwa kolaborasi yang dilakukan akan memperkuat penelitian, teknik, dan kemampuan kapal laut dalam Indonesia.

"Orang mungkin bertanya, mengapa harus dengan China? Saya katakan, kolaborasi dapat dilakukan dengan siapa pun, selama itu membawa kebaikan bagi Indonesia. Yang penting, kedua belah pihak yang berkolaborasi bisa mendapatkan manfaatnya," kata dia.

Luhut mengucapkan terima kasih kepada pemerintah China atas kerja sama yang telah terjalin dan berharap perluasan kolaborasi di bidang lainnya.

Ia menyebut bahwa Universitas Tsinghua saat ini sedang mengembangkan kecerdasan buatan (AI) dan Indonesia sedang mengembangkan fasilitas serupa di Bali dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement