Selasa 12 Jan 2021 02:15 WIB

Produsen Herbal Raup Keuntungan di Tengah Pandemi

Empon-empon pada masa pandemi Covid-19 kini menjadi barang mahal dan banyak dicari

Petani menjemur kunyit (Curcuma longa) rajang, (ilustrasi). Empon-empon pada masa pandemi Covid-19 kini menjadi barang mahal dan banyak dicari masyarakat.
Foto:

Dukungan anggaran

Produk herbal atau jamu tradisional ini mendapat perhatian Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan cara mendorong pelestarian produk herbal dan produk tradisional berbahan baku lokal. Untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, maka. Pemda DIY memberikan dukungan dana keistimewaan bagi industri kecil dan menengah berbahan empon-empon untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) pembuatan empon-empon ini mendapat bantuan dana keistimewaan DIY agar maju, kata Kepala Disperindag Kulon Progo Iffah Mufidati.

Pada masa pandemi Covid-19 menyadarkan masyarakat bahwa produk empon-empon telah menjadi primadona. Pelaku IKM yang menggeluti produk empon-empon produksinya meningkat pesat karena permintaan empon-empon dalam kemasan sangat tinggi. Permintaan datang dari berbagai daerah dan pasar internasional. Bahkan, masyarakat yang akan membeli produk ini telah memesan jauh hari.

Hal ini menjadi perhatian Pemda DIY dan Pemkab Kulon Progo untuk mendorong pelaku IKM mempertahankan produksi dan kualitas produk berbahan baku empon-empon. Saat ini, pangsa pasar empon-empon terbuka lebar. KWT Lestari Pengasih mampu menangkap peluang pasar ini. Mereka mampu menghasilkam berbagai jenis produk herbal yang banyak diminati pasar.

Disperindag Kulon Progo terlibat dalam melakukan promosi produk ini agar pemasaran meluas, bahkan memberikan pelatihan

pelaku industri kecil dan menengah mengolah potensi lokal untuk diproduksi agar memiliki nilai jual tinggi dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Pemkab memberikan pelatihan pemanfaatan bahan baku produk yang bisa dipromosikan dan laku untuk mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur. Masyarakat harus siap menyambut Bukit Menoreh sebagai pusat wisata baru. Potensi di Bukit Menoreh sangat banyak, seperti empon-empon, teh, kopi, bunga krisan, durian, kelengkeng hingga minyak atsiri. Bahan baku lokal itu dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan Bukit Menoreh, yakni Kecamatan Kokap, Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan, dan Girimulyo.

Dengan adanya KSPN Borobudur, pemkab mulai mempersiakan sumber daya manusia (SDM) dari sisi keterampilan agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton saat wisata Bukit Menoreh menjadi tujuan utama wisata.

Selain itu, pemkab akan mendampingi masyarakat Jatimulyo dan Girimulyo mengembangkan kawasan usaha rakyat untuk komoditas empon-empon, yakni mengajari masyarakat membuat jamu, cara pengemasan, dan penjualan. Tujuan pengembangan industri kecil empon-empon untuk menggerakan ekonomi masyarakat dan mendukung pariwisata. Nantinya pelaku IKM dapat menjual jamu mereka di objek-objek wisata yang dikembangkan masyarakat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement