REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, pengembangan kedelai lokal akan dimulai dari pulau Jawa. Sebab, konsumen produk kedelai seperti tahu dan tempe terbanyak di Jawa sehingga perlu intervensi sesuai kewilayahan.
"Saya sedikit konsentrasi di Jawa karena di Jawa banyak konsumen tempe. Saya lagi rancang (strategi) karena ini butuh agenda bertahap dan terstruktur," kata Syahrul saat berkunjung ke Republika, Selasa (5/1).
Kendati demikian, Syahrul belum dapat menjelaskan secara rinci strategi pemerintah untuk mulai memacu produksi kedelai dalam negeri. Ia megatakan seluruh unit teknis terkait di Kementan tengah fokus agar pengembangan kedelai dengan meningkatkan produksi lokal bisa berhasil.
Ia menuturkan, tingginya harga kedelai impor saat ini jika direspons langsung dengan meningkatkan produksi lokal akan merugikan petani. Pasalnya, ketika harga kedelai impor belum turun, kedelai lokal kembali tersaingi dan petani akan berada dalam situasi yang sulit.
Karena itu, dibutukan waktu agar produksi kedelai lokal secara perlahan bisa naik sehingga ketergantungan impor bisa mulai dikurangi.