Selasa 21 Oct 2025 14:58 WIB

Zulhas Klaim Indonesia Surplus 4 Juta Ton Beras, Impor Nol Persen di Era Prabowo

Harga gabah dan nilai tukar petani meningkat seiring surplus produksi beras nasional.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan memberikan sambutan pada acara penganugerahan ESG Now Awards 2025 di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan memberikan sambutan pada acara penganugerahan ESG Now Awards 2025 di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (16/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan atau Zulhas menyebut Indonesia berhasil menekan impor beras, hingga mencapai surplus 4 juta ton dalam 1 tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Zulhas menekankan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja kolektif antara kementerian dan lembaga yang bercita-cita mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Baca Juga

"Tahun lalu, kita impor 4,52 juta ton beras. Tahun ini nol persen impor. Produksi kita tumbuh 12,4 persen, diperkirakan mencapai 34 juta ton," ujar Zulhas dalam Townhall Satu Tahun Kinerja Kemenko Pangan di Jakarta, Selasa.

Ia menegaskan bahwa hingga Desember 2025, pemerintah tidak akan melakukan impor beras. Oleh karena itu, Indonesia bisa disebut telah mencapai swasembada beras dalam waktu yang sangat singkat.

Lebih lanjut, selama masa pemerintahan Prabowo, nilai tukar petani naik dari 116 menjadi 124,36. Menurutnya, angka ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Petani saat ini, kata Zulhas, menjadi lebih sejahtera lantaran terjadi peningkatan produksi dan juga adanya kenaikan harga gabah kering panen (GKP) dari Rp6.000 per kilogram, menjadi Rp6.500 per kilogram.

"Harga gabah tidak ada di bawah Rp6.500, bahkan di atas. Artinya, petani punya keuntungan lebih, itu baru harga. Produksi naik, naiknya 13 persen, surplus 4 juta ton. Produksi naik 4 juta ton, maka petani tambah keuntungan," paparnya.

Zulhas menyebut, tim pangan nasional telah bergerak cepat menjaga produksi, distribusi, hingga harga pangan. Ia menyampaikan bahwa Kemenko Pangan hanya berperan sebagai orkestrator kebijakan, memastikan setiap program kementerian dan lembaga berjalan selaras dan berdampak langsung ke petani dan masyarakat.

Selama satu tahun kepemimpinannya, Kemenko Pangan telah mengoordinasikan 7 Instruksi Presiden (Inpres), 6 Peraturan Presiden, 3 Keputusan Presiden (Keppres) dan 2 Peraturan Pemerintah yang berfokus pada kedaulatan pangan, pengendalian harga, waste to energy, kemandirian energi dan penguatan ekonomi petani.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement