REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, menargetkan pembangunan irigasi untuk padi dan non padi sebanyak 500 ribu hektare dalam lima tahun ke depan. Ia mengatakan, kelengkapan infrastruktur air secara langsung menentukan ketahanan pangan dalam negeri.
"Kalau tidak ada air, yang lain menjadi nol. Komponen air mempengaruhi 18 persen untuk produksi beras. Namun, kalau tidak ada air maka menjadi puso," kata Basuki dalam Jakarta Food Security Summit Kamar Dagang dan Indonesia (Kadin) Indonesia ke-5 yang digelar secara virtual, Rabu (18/11).
Ia menjelaskan, selain membangun irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi juga dilakukan untuk area seluas total 2,5 juta hektare. Kementerian PUPR juga mulai membuat kanal blok bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan demi antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Basuki mengatakan, ketersediaan air sangat rentan dengan perubahan iklim. Itu sebabnya, infrastruktur pengairan harus digenjot demi mengamankan kegiatan-kegiatan produksi pangan dalam negeri.
Adanya perubahan iklim, kata dia, membuat durasi hujan menjadi singkat namun dalam volume yang besar. Situasi itu juga harus bisa diatasi dengan kesiapan infrastruktur penampungan air yakni bendungan yang siap menyalurkan air ke sistem irigasi.
Karena itu, Basuki mengatakan, dalam lima tahun ke depan pemerintah juga akan membangun 61 bendungan. Di mana, sebanyak 45 bendungan merupakan pembangunan lanjutan sedangkan 16 lainnya merupakan bendungan yang baru.