REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wall Street menguat tajam dengan S&P 500 dan Dow Jones mencatat rekor penutupan tertinggi pada akhir perdagangan Senin (16/11), saat berita tentang vaksin virus corona lain yang menjanjikan memicu harapan untuk memberantas Covid-19. Sementara lonjakan infeksi dan penutupan baru mengancam pemulihan resesi akibat pandemi.
Ketiga indeks utama saham-saham AS naik dengan rekor penutupan barunya. Saham unggulan Dow adalah yang terakhir dari tiga indeks utama yang merebut kembali level yang dicapai pada Februari, sebelum lockdown mengirim pasar jatuh bebas.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 470,63 poin atau 1,60 persen, menjadi berakhir pada 29.950,44 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir 94,84 poin atau 0,80 persen lebih tinggi menjadi menetap di 11.924,13 poin.
Sementara itu, indeks 30 saham dan S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi. Indeks S&P 500 meningkat 41,76 poin atau 1,16 persen, menjadi berakhir di 3.626,91 poin.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan energi ditutup melonjak 6,5 persen, melampaui sektor lainnya. Sedangkan, kelompok perawatan kesehatan turun 0,19 persen, satu-satunya sektor yang mencatat penurunan.
Moderna Inc mengatakan vaksin Covid-19 eksperimentalnya 94,5 persen efektif dalam mencegah infeksi berdasarkan data status akhir sementara. Moderna adalah pembuat obat kedua dalam hampir seminggu-minggu, setelah Pfizer Inc, mengumumkan data percobaan yang menjanjikan dalam pengembangan vaksin untuk mengalahkan pandemi. Sahamnya naik 9,6 persen.
Gabungan, menunggu data lebih lanjut dan tinjauan peraturan, Amerika Serikat dapat memiliki sebanyak 60 juta dosis darurat yang tersedia tahun ini. “Lebih banyak berita vaksin mendorong saham-saham siklikal, kapitalisasi dan nilai kecil, yang akan diprioritaskan jika ekonomi dibuka kembali lebih cepat dari yang diharapkan, mengembalikan kita ke beberapa rasa normal,” kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut.
Saham-saham terkait perjalanan, yang telah dihancurkan oleh pembatasan untuk menahan penyebaran pandemi, sangat diminati. Saham United Airlines Holdings Inc, American Airlines Group Inc, Carnival Corp dan Norwegian Cruise Line Holdings Ltd melonjak antara 4,5 persen hingga dan 9,7 persen.
Tetapi Covid-19 terus mengamuk di AS, dengan kasus melonjak melewati 11 juta dan mencatat infeksi di 40 negara bagian. Ini mendorong negara bagian untuk memperketat kewajiban menjaga jarak sosial.
"Wall Street menunggu enam hingga 12 bulan ke depan," tambah Pavlik.