REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyatakan perekonomian di dalam negeri perlahan mulai membaik. Hal ini tercermin dari survei bisnis UMKM yang dilakukan perseroan pada kuartal tiga 2020.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pelaku UMKM mulai menggeliat dan optimistis perbaikan ekonomi pada akhir tahun ini.
“Ekonomi Indonesia sudah masuk resesi karena pandemi. Namun jika dibandingkan kuartal dua 2020 kondisi saat ini mulai masuk titik membaik dan masuk recovery terutama UMKM yang merupakan core business BRI,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (11/11).
Berdasarkan BRI Micro & SME Index, angka indeksnya naik dari 65,5 pada kuartal dua 2020 menjadi 84,2 pada kuartal tiga 2020. Selanjutnya pada kuartal empat 2020 diprediksi menjadi 109,3.
BRI Micro & SME Index merupakan indeks yang menilai UMKM berdasarkan aktivitasnya. Indeks ini terdiri dari indeks aktivitas bisnis untuk melihat kondisi sekarang dan indeks ekspektasi bisnis pelaku UMKM tiga bulan ke depan dan ini akan jadi leading indicator.
"Indeks ini kita launching hari ini, jadi alat ukur UMKM dan jadi bentuk kepedulian BRI terhadap UMKM dan jadi leading indikator pertama Indonesia yang mengukur UMKM," ucapnya.
Ke depan BRI Micro & SME Index akan dipublikasi setiap kuartal, sehingga jadi pertimbangan dan masukan bagi pengambil kebijakan publik dan bisnis UMKM.
Sementara Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan mulai membaiknya perekonomian di dalam negeri membuat perseroan akan melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat.
"Hanya saja, memang betul ada corporate action. Itu kami nanti sebutkan. Ini belum bisa jadi bahan publik. Namun, ke mana arahnya? Adalah pengembangan UMKM," katanya.
Pada periode 9 bulan tahun ini, BRI membukukan laba bersih Rp 14,15 triliun secara konsolidasian. Adapun realisasi laba bersih terpangkas 42,9 persen dari periode sama tahun lalu senilai Rp 24,8 triliun.