REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI Syariah (BRIS) mengajak bank-bank syariah lain untuk melantai di bursa dengan menjadi perusahaan terbuka. Sebab, masih banyak potensi yang belum tergarap oleh perbankan syariah.
Direktur Operasional BRIsyariah Fahmi Subandi menjelaskan, masih banyak potensi di industri keuangan yang belum tergarap oleh perbankan syariah. Salah satu cara yang bisa ditempuh perbankan syariah untuk mewujudkan potensi tersebut adalah memberanikan diri melantai di pasar modal.
"Akses ke bursa dapat menjadi solusi bank syariah memperbesar struktur permodalan dan pendanaan, yang berujung pada meningkatnya kinerja perusahaan ke depannya," kata Fahmi.
Ia mengajak seluruh pelaku industri keuangan syariah, khususnya perbankan untuk segera mengikuti jejak BRI Syariah melantai di bursa. Diferensiasi sumber pendanaan dengan memanfaatkan keberadaan pasar modal syariah menjadi hal penting yang harus dilakukan, agar perbaikan tata kelola bisa lebih baik lagi dilakukan perbankan syariah.
"Dengan masuk bursa memberi pengalaman kami untuk memperbaiki struktur permodalan, tata kelola perusahaan, dan meningkatkan value perusahaan," ucap dia.
Pertumbuhan industri keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia tetap positif di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19. Hal itu terlihat dari dominasi pasar saham syariah pada sisi volume, frekuensi, dan nilai transaksi.
Hingga awal Oktober 2020, nilai transaksi saham-saham syariah di pasar modal Indonesia mencapai Rp 3.953 miliar, setara 64,31 persen dari nilai total transaksi yakni Rp 6.146 miliar. Capaian tersebut menunjukkan besarnya daya tahan dan potensi perkembangan industri keuangan dan pasar modal syariah di Tanah Air.