REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan jumlah investor pasar modal melonjak mencapai 3,14 juta orang hingga Agustus 2020. Angka tersebut tumbuh 23,5 persen dibandingkan akhir tahun 2019 mencapai 2,4 juta orang saat ada sentimen negatif imbas Covid-19.
“Meski investor besar yang dari asing keluar, masih ada kekuatan domestik yang investor ritel ini,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis (1/10).
Ia yakin kondisi itu akan memberikan optimisme bagi investor termasuk regulator agar kinerja pasar modal kembali menggeliat. Wimboh juga menuturkan minat masyarakat mencari dana di pasar modal juga masih tinggi yang ditunjukkan dengan penghimpunan dana publik sampai September 2020 mencapai Rp 85,9 triliun dengan 134 penawaran umum.
Meski begitu, total penghimpunan dana publik itu masih lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai total Rp 166,9 triliun. OJK mencatat hingga 22 September 2020, tercatat ada 40 emiten baru total penawaran umum dalam proses mencapai Rp 20,5 triliun.
Sejak pekan lalu, lanjut dia, kinerja pasar saham dan pasar surat berharga mengalami tekanan akibat masih tingginya tekanan ekonomi domestik. Pada perdagangan bursa saham domestik pada 30 September 2020 ditutup melemah pada level 4.870 atau mengalami kontraksi minus 22,7 persen.
“Padahal beberapa minggu sebelumnya saham ini menyentuh 5.300,” katanya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kata dia, sejak 21 September 2020 kembali tertekan, menyentuh level di bawah 5.000 yang dipicu kekhawatiran pemulihan ekonomi yang melambat dan angka positif kena Covid-19 bertambah.