REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati mengatakan pusat perbelanjaan Sarinah mengalami dampak ganda akibat pandemi Covid-19. Fetty mengatakan Sarinah sendiri saat ini sedang dalam tahap renovasi untuk menjadi pusat UMKM lokal berkualitas.
"Dampaknya dobel dari Covid-19 dan pemugaran sehingga toko ritelnya tutup satu tahun sehingga 2020 diprediksi akan lost," ujar Fetty saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/9).
Kendati begitu, Fetty berharap Sarinah mampu kembali meraih pendapatan optimal pada Agustus 2021 yang dicanangkan sebagai bulan kembali dibukanya Sarinah pascarenovasi.
Fetty menjelaskan penutupan Sarinah merupakan bagian dalam upaya transformasi yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadikan Sarinah sebagai pusat UMKM. Fetty menyampaikan transformasi Sarinah akan mengikuti tren yang berlaku mengingat bisnis ritel bersifat dinamis.
"Kita akan optimalkan brand Sarinah, kita ketahui brand awareness Sarinah sangat kuat bagi dewasa dan remaja, Sarinah juga diharapkan jadi brand alat pemersatu untuk mengayomi lokal produk di domestik maupun internasional," lanjut Fetty.
Fetty berharap Sarinah dapat menjadi lokomotif untuk membawa UMKM ke pasar ekspor dan bisa menjadi jalur distrubusi produk UMKM. Fetty mengungkapkan perubahan Sarinah tak sekadar pada aspek bangunan yang tetap menjaga cagar budaya, melainkan juga dari sisi manajemen pengolaan dan pemanfaatan digital.
"Transformasinya menyeluruh agar bisa bertahan dalam bisnis ritel yang sangat kompetitif. Kita akan transformasi di konsep bisnis, ada beberapa konsep bisnis yang baru, kemudian dari sisi branding produknya dan tenannya akan kurasinya secara selektif," kata Fetty menambahkan.