Selasa 22 Sep 2020 15:51 WIB

Kekhawatiran Akan Pandemi Jadi Tantangan Transportasi Publik

Meningkatkan penerapan protokol kesehatan jadi salah satu strategi memulihkan bisnis.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang petugas membersihkan bagian dalam Kereta Api (KA) Bandara di Stasiun Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (ilustrasi). Kekhawatiran akan penyebaran Covid-19 jadi tantangan dalam pemulihan bisnis transportasi publik.
Foto: Antara/Fauzan
Seorang petugas membersihkan bagian dalam Kereta Api (KA) Bandara di Stasiun Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (ilustrasi). Kekhawatiran akan penyebaran Covid-19 jadi tantangan dalam pemulihan bisnis transportasi publik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengatakan, terjadinya penurunan permintaan untuk menggunakan transportasi publik disebabkan adanya kekhawatiran masyarakat terkait penyebaran Covid-19 di transportasi publik.

"Hal itu menjadi tantangan bagi kami untuk mengembalikan kepercayaan publik," ungkap Djoko, kemarin.

Baca Juga

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Kennedy menambahkan, saat ini Bappenas sudah mengembangkan strategi pemulihan pascapandemi. Beberapa di antaranya akselerasi investasi, penguatan sistem ketahanan nasional, pemulihan industri, pemulihan pariwisata, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), serta pembangunan infrastruktur.

Terdapat beberapa strategi pemulihan sektor transportasi, di antaranya mengembangkan inovasi dan sinergi antar moda, integrasi sektor transportasi dan pariwisata. "Selain juga meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi agar mempermudah komunikasi dalam pelaksanaan transportasi, serta meningkatkan penerapan protokol kesehatan pada sektor transportasi," kata Kennedy.

Berdasarkan kajian Ahli Transportasi UGM, Agus Taufik Mulyono, terdapat berbagai pilihan kebijakan pengelolaan yang telah disusun. Kebijakan tersebut yakni Strategis, Taktis, dan Operasional (STO).

Agus mengatakan, strategis adalah kebijakan makro, yang menjadikan angkutan kereta api sebagai bagian dari humanitarian transportation. Sementara taktis merupakan bagaimana alokasi sumber daya untuk mewujudkan kereta api sebagai bagian dari humanitarian transportation. Sedangkan operasional adalah membangun organisasi dan manajemen di tingkat operasi dan di tingkat individu.

Di sisi lain, rekomendasi kebijakan yang diberikan oleh Ahli Transportasi ITB, Ibnu Syabri yaitu dengan memberikan subsidi bahan bakar khusus untuk angkutan umum pada masa pandemi. "Ini bertujuan untuk meningkatkan pengusaha dan agar pengemudi angkutan umum dapat bertahan memenuhi biaya operasional harian," ungkap Ibnu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement