Jumat 04 Sep 2020 07:00 WIB

Petani Cabai: Permintaan Rendah, Harga Masih Anjlok

Harga terendah terjadi pada komoditas cabai merah keriting.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menata cabai merah keriting di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menata cabai merah keriting di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) mengatakan, harga aneka cabai tetap rendah meskipun kini telah berada di penghujung musim panen. Rata-rata harga di tingkat petani di bawah Rp 10 ribu atau jauh dari biaya minimal produksi.

Ketua Umum AACI, Abdul Hamid mengatakan, harga terendah terjadi pada komoditas cabai merah keriting yakni Rp 5 ribu per kilogram (kg). Sementara, cabai rawit dan cabai merah besar berkisar Rp 7 ribu - Rp 9 ribu per kg.

Baca Juga

"Masih kacau semua, belum banyak yang beli. Cuma memang mulai pekan ini ada sedikit kenaikan permintaan cuma harga tetap rendah," kata Abdul kepada Republika.co.id, Kamis (3/9).

Seperti diketahui, rata-rata biaya produksi cabai dengan biaya tenaga kerja secara nasional berkisar Rp 13 ribu per kilogram. Abdul mengatakan, di penghujung panen, biasanya harga mengalami kenaikan hingga di atas Rp 20 ribu per kg dari tingkat petani.

Sebab, produksi mulai minim untuk cabai yang berkualitas baik. Ia mengatakan, akibat rendahnya harga, diprediksi pada musim tanam berikutnya hanya tinggal 20 persen petani yang bisa kembali melakukan penanaman. Pasalnya, petani kehabisan modal lantaran penjualan cabai pada musim panen terakhir jauh di bawah rata-rata.

Ia pun berharap, adanya berbagai insentif dan subsidi gaji dari pemerintah bisa menaikkan daya beli masyarakat. "Kita tunggu dan berharap kucuran dana dari pemerintah bisa menaikkan daya beli khususnya untuk bahan pangan seperti cabai," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement