REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai Garuda Indonesia saat ini mulai mengalami peningkatan jumlah penumpang secara perlahan setelah terdampak pandemi Covid-19. Direktur Layanan Pengembangan Usaha dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia Ade R Susardi menargetkan peningkatan jumlah penumpang terus berlanjut.
“Kita targetkan pada Desember 2020 bisa 10 ribu penumpang per hari sudah bisa tercapai,” kata Ade dalam diskusi virtual, Kamis (8/9).
Dia menjelaskan jika target penumpang tersebut terjadi pada akhir 2020 maka dapat membuat Garuda Indonesia memiliki revenue sebesar 40 persen dari capaian tahun lalu. Ade tetap optimistis karena pada Agustus mulai terjadi peningkatan jumlah penumpang dan penerbangan yang dilayani Garuda.
“Sampai saat ini jumlah penumpang Garuda naik signifikan. Kalau Mei 2020 pernah sampai 30 penerbangan saja perhari tapi pekan lalu saat libur panjang sudah sempat 170 penerbangan per hari,” ungkap Ade.
Sementara itu, saat libur panjang beberapa waktu lalu, Garuda Indonesia juga sudah melayani hingga sembilan ribu penumpang per hari. Lalu saat ini, penumpang sudah mencapai tujuh hingga delapan ribu penumpang per hari.
Ade mengakui mulai Juni, Juli, dan Agustus tren penerbangan terus meningkat ditambah waktu libur panjang. Ade mengharapkan, tren penerbangan yang kian positif terus berlanjut.
Terlebih, Ade mengatakan, Garuda Indonesia juga sudah memiliki sejumlah program untuk mendongkrak peningkatan penumpang dan penerbangan pada September 2020. “Kita harapkan semua menjadi lebih baik lagi untuk jumlah penumpang lebih banyak karena hal itu yang bisa menyelamatkan Garuda Indonesia ke depan,” tutur Ade.
Meskipun begitu, peningkatan tersebut menurut Ade jika dilihat dari sisi hitungan bisnis belum menguntungkan. Hanya saja, Ade menegaskan Garuda Indonesia juga melakukan efisiensi di internal perusahaan dan membuat biaya operasi terus diperketat.
Ade memastikan saat ini, Garuda Indonesia juga masih terus melakukan negosiasi pembayaran sewa pesaway. Begitu juga negosiasi dengan PT Pertamina (Persero) terkair penjadwalan pembayaran avtur.
Begitu juga dengan penundaan pembayaran gaji ke semua pegawai dengan jumlah pemotongan berbeda mulai dari 10 hingga 50 persen. “Segala efisiensi yang dilakukan kita harapkan bisa membuat Garuda Indonesia bertahan,” ungkap Ade.
Saat ini, Garuda Indonesia juga sudah membuka rute baru secara bertahap terutama ke destinasi pariwisata. Terlebih, Bandara Husein Sastranegara, Bandung sudah dibuka kembali untuk penerbangan menggunakan pesawat jet, tidak hanya propeller.
“Buat yang tinggal di Bandung, nggak perlu lagi ke Jakarta untuk terbang ke Bali dan Medan," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam diskusi virtual Garuda Indonesia Talks, Jumat (28/9) malam.
Irfan mengatakan Garuda Indonesia sudah membuka penerbangan perdana dari Bandara Husein Sastranegara ke Bali. Begitu juga untuk rute langsung ke Medan dari Bandara Husein Sastranegara.
Selain itu, Irfan menuturkan pada masa adaptasi kebiasaan baru saat ini juga sudah membuka rute baru lainnya untuk memperluas layanan. "Rute baru ini adalah Makassar, Balikpapan, Surabaya, Lombok, Palembang, Yogyakarta, dan Balikpapan,” ujar Irfan.
Irfan memastikan dalam operasional selama masa pandemi Covid-19, garuda tetap mengedepankan protokol kesehatan. Irfan mengatakan protokol kesehatan tetap dilakukan baik untuk penumpang dan juga awak kabin.