REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah produk investasi reksa dana masih berpeluang tumbuh di tengah krisis yang saat ini terjadi. Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (Aprdi) Prihatmo Hari Mulyanto mengatakan terdapat beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan oleh investor untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Peluang tersebut antara lain dari upaya pemulihan ekonomi. Seperti diketahui, pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam relaksasi dan stimulus yang pada ujungnya berdampak positif bagi pemulihan bisnis korporasi.
"Pada akhirnya pemulihan ekonomi ini akan berdampak juga pada pemulihan harga-harga efek yang ada di pasar modal. Momentum pemulihan harga efek ini yang harus diambil," kata Prihatmo yang juga menjabat sebagai Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Kamis (13/8).
Dalam memanfaatkan peluang ini, Prihatmo menyarankan agar investor mengoleksi produk reksa dana campuran yang portfolionya terdiri dari pasar uang obligasi dan saham. Dengan reksa dana ini, menurutnya, manajer investasi memiliki keleluasaan yang sangat tinggi untuk berpindah dari satu jenis aset ke kelas aset lain.
Pada saat pasar saham sudah mendekati tanda-tanda pemulihan, lanjut Prihatmo, manajer investasi akan manaruh lebih banyak investasi ke saham. Demikian sebaliknya, ketika pasar saham masih menunjukkan tren pelemahan, investasi akan diperbanyak di obligasi.
Selain itu, Prihatmo juga menyarankan investor masuk ke reksadana saham berbasis equity sektor rotation. Artinya, manajer investasi akan masuk ke reksa dana saham tapi cenderung ke sektor-sektor yang memberikan prospek yang bagus. Disini, manager investasi juga lebih dinamis melakukan pengelolaan aset untuk memberikan return yang lebih optimal.
Peluang lainnya yang bisa dimanfaatkan yaitu dampak perlambatan kredit perbankan maupun kesulitan perusahaan untuk melakukan refinancing. Dengan kondisi ini, kata Prihatmo, investor bisa berinvestasi di Reksa Dana penyertaan Terbatas (RDPT).
Di kondisi sekarang, investor juga bisa memanfaatkan peluang dari sektor properti yang mengalami penurunan paling tajam. Saat ini banyak perusahaan properti yang melakukan penjualan aset karena tuntutan likuiditas.
"Semakin banyak aset yang dijual tentu koreksi harga terhadap aset properti menjadi peluang yang menarik terutama bagi investor yang memiliki wawasan jangka panjang. Untuk itu, kami sarankan investor untuk invest di KIK-DIRE," tutur Prihatmo.