Selasa 11 Aug 2020 13:38 WIB

Menhub Sebut Pandemi Ancam Kebangkrutan Maskapai

Pembatasan pergerakan penumpang dilakukan untuk mengurangi penularan Covid-19.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan pandemi Covid-19 saat ini bisa mengancam kebangkrutan maskapai. Dia mengatakan pada kuartal satu tahun ini terjadi penurunan tajam terhadap bisnis industri penerbangan nasional.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan pandemi Covid-19 saat ini bisa mengancam kebangkrutan maskapai. Dia mengatakan pada kuartal satu tahun ini terjadi penurunan tajam terhadap bisnis industri penerbangan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan pandemi Covid-19 saat ini bisa mengancam kebangkrutan maskapai. Dia mengatakan pada kuartal satu tahun ini terjadi penurunan tajam terhadap bisnis industri penerbangan nasional.

Kondisi tersebut berlanjut pada kuartal kedua 2020 yang juga semakin berat bagi industri penerbangan. “Kita harapkan pada kuartal ketiga bisa membaik,” kata Budi dalam diskusi virtual Masyarakat Transportasi Indonesia, Selasa (11/8).

Dia mengakui pandemi Covid-19 menjadi masa yang suram bagi berbagai bisnis, termasuk transportasi. Bahkan, kata dia, transportasi dan logistik merupakan sektor terdalam yang mengalami masalah.

Meskipun begitu, Budi menuturkan pembatasan pergerakan penumpang baik internasional maupun domestik masih dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penularan virus Covid-19.

Saat ini meskipun transportasi sudah bisa beroperasi namun kapasitas penumpang masih dibatasi dengan okupansi 70 persen. Hal tersebut menurut Budi membuat sektor transportasi mengalami situasi parah.

“Dalam prediksi ada penurunan omzet 30 persen, bahkan khusus sektor udara lebih dari 50 persen,” ujar Budi.

Budi menambahkan, dengan terganggunya sistem transportasi maka berpengaruh kepada sektor logistik. Budi menuturkan, sektor logistik juga sangat tergantung dengan kelangsungan operasional moda transportasi.

“Dengan pemberhentian operasional perusahan penerbangan, biaya kargo pun meningkat tinggi dan mengganggu sektor logistik,” jelas Budi.

Tak hanya itu, Budi mengatakan dampak juga melebar kepada sektor pariwisata. Dia menuturkan, pergerakan atau mobilitas masyarakat ke tujuan pariwisata terganggu semenjak pandemi Covid-19.

“Bahkan ketakutan ini menjadi momok bagi industri pariwisata. Kita bersyukur Bali sudah membuka diri untuk turis lokal,” tutur Budi.

Menurunnya sektor transportasi dan logistik mengakibatkan pertumbuhan ekonomi terkoreksi dalam pada kuartal dua tahun ini hingga minus 5,32 persen. Meskipun begitu, Budi menegaskan saat ini semua pihak tidak bisa menyerah.

“Semua harus move on dengan kegiatan terukur untuk mendorong transportasi yang menjunjung protokol kesehatan,” ungkap Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement