REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) merayakan ulang tahun ke-43 tahun pasar modal Indonesia dengan tema memperkuat stabilitas di era new normal. Dalam kesempatan ini, BEI sekaligus meluncurkan sejumlah program baru diantaranya e-IPO, e-Proxy, index IDX quality 30, Virtual Trading, dan roadmap pasar modal syariah.
Direktur Utama PT BEI, Inarno Djajadi menyampaikan, selama 43 tahun, pasar modal Indonesia telah melampaui capaian tiga juta investor. Pertumbuhan terpesat terjadi dalam empat tahun terakhir. Jumlah investor Indonesia tercatat sebesar 3,02 juta yang tumbuh tiga kali lipat sejak 2016.
"Satu hal yang menarik adalah adanya peningkatan jumlah investor ritel yang aktif bertransaksi saham sejak Maret 2020 meski berada dalam kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," katanya dalam sambutan acara perayaan ulang tahun 43 tahun pasar modal Indonesia, Senin (10/8).
Ke depannya, Inarno menambahkan, pasar modal selalu berupaya untuk memberikan layanan terbaik kepada seluruh stakeholder. BEI juga sigap menyiapkan kebijakan dan penyesuaian baru di tengah pandemi covid-19.
Tahun 2020, ia akui adalah masa yang cukup berat. Kinerja IHSG mengalami penurunan sebesar -18,3 persen yang dipengaruhi oleh respon pasar terhadap pandemi Covid-19. Level terendah terjadi pada tgl 24 Maret 2020 yakni di level 3.937 atau turun 37,5 persen dibandingkan penutupan tahun 2019.
"Namun puji syukur pada Jumat 7 Agustus 2020 IHSG dapat kembali meningkat ke level 5.143 atau naik 36 persen sejak level terendah," katanya.
Meskipun diwarnai dengan pandemi, Inarno menyampaikan BEI masih mencatatkan prestasi IPO tertinggi di seluruh ASEAN. Sampai dengan pekan lalu, pasar modal Indonesia berhasil memfasilitasi 34 perusahaan tercatat baru.
Hingga hari ini ada satu tambahan, yakni PT Sumber Global Energi Tbk. sehingga total terdapat 35 perusahaan tercatat baru secara year to date. Ini menjadikan jumlah emiten Indonesia terdaftar sebanyak 699 perusahaan.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengapresiasi pencapaian tiga juta investor pada tahun ini. Menurutnya, pertumbuhan jumlah investor juga masih cukup stabil meski di tengah pandemi.
"Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan," katanya pada kesempatan yang sama dalam sambutan secara virtual.
Mulai dari apresiasi pada Pemerintah, Bank Indonesia, SRO Bursa Efek Indonesia, KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia), KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), serta seluruh Insan Pasar Modal yang turut berperan dalam membesarkan dan mendorong pertumbuhan Pasar Modal di Indonesia. Sehingga Pasar Modal Indonesia dapat terus berperan dalam menggerakkan roda perekonomian nasional.
Wimboh menyampaikan, pandemi Covid-19 telah mengguncang sektor pasar modal seluruh dunia. Fluktuasi dan gejolak pasar modal global di masa awal pandemi membuat ketahanan pasar modal Indonesia benar-benar diuji. Tidak hanya menerjunkan IHSG, tapi juga meningkatkan imbal hasil obligasi.
Wimboh menyampaikan, regulator telah merespons kondisi pasar dengan sejumlah kebijakan. Mulai dari pelarangan short selling, buyback saham tanpa RUPS dalam kondisi pasar berfluktuasi signifikan, perubahan batasan auto rejection menjadi asymmetric, perubahan batasan trading halt, dan penyesuaian sesi perdagangan di pre-opening.