REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia memprediksi, pandemi Covid-19 dapat mendorong 71 juta orang ke dalam jurang kemiskinan ekstrem pada 2020. Perkiraan tersebut berdasarkan proyeksi pertumbuhan terbaru pertumbuhan ekonomi global tahun ini yang terkontraksi 5,2 persen.
Apabila pandemi lebih parah dibandingkan situasi saat ini, dengan kemungkinan ekonomi tumbuh delapan persen, pertambahan orang miskin bahkan dapat mencapai 100 juta orang.
Sebagai dampaknya, tingkat kemiskinan ekstrem global akan meningkat dari 8,23 persen pada 2019 menjadi 8,82 persen untuk skenario baseline atau 9,18 persen untuk skenario paling parah. Seperti dilansir di situs resmi Bank Dunia, Kamis (11/6), ini akan menjadi peningkatan ekstrim pertama terhadap kemiskinan global sejak 1998 dan menghapus kemajuan yang sudah dibuat dunia sejak 2017.
Pada 2021, Bank Dunia memperkirakan akan terjadi penurunan tingkat kemiskinan, meski dalam jumlah kecil. Jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan internasional juga diproyeksikan meningkat.
Seperti diketahui, garis kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah bawah dan atas masing-masing adalah 3,20 dolar AS per hari dan 5,50 dolar AS per hari. Kenaikan tersebut menggambarkan, dampak sosial dan ekonomi akan dirasakan secara luas.
Secara spesifik, dalam skenario baseline, Covid-19 dapat menambah 176 juta tambahan orang miskin pada negara berpendapatan menengah bawah dan 177 juta orang untuk negara berpendapatan menengah atas. Ini setara dengan peningkatan tingkat kemiskinan sebesar 2,3 poin persentase dibandingkan skenario non-pandemi Covid-19.
Sebagian besar masyarakat miskin ekstrim yang baru akan terkonsentrasi di negara-negara yang telah berjuang menghadapi tingkat kemiskinan tinggi. Hampir setengah dari mereka diprediksi akan berada di Asia Selatan dan lebih dari sepertiga di Afrika Sub-Sahara.
Pertambahan jumlah orang miskin ekstrim diprediksi akan signifikan lebih tinggi apabila ketidaksetaraan meningkat di tengah pandemi. Sebagai contoh, peningkatan satu persen dalam koefisien gini, akan berdampak pada penambahan 19 juta orang dalam kemiskinan ekstrim sehingga akan ada 90 juta tambahan orang miskin ekstrim untuk skenario baseline.
Sementara itu, dalam skenario downside atau lebih parah, kemungkinan akan ada tambahan 16 juta orang miskin ekstrim jika koefisien gini naik satu persen. Dengan begitu, total jumlah orang miskin ekstrem baru menjadi 116 juta.
Skenario serupa terjadi jika pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih rendah dibandingkan proyeksi yang sudah ditetapkan Bank Dunia dalam skenario downside (kontraksi delapan persen). Penurunan dua poin persentase dalam pertumbuhan PDB akan berimbas pada penambahan orang yang sangat miskin menjadi 124 juta.