Selasa 05 May 2020 10:36 WIB

Covid-19 Turunkan Permintaan Mobil Baru di AS

Imbauan untuk tetap di rumah menghancurkan permintaan kendaraan di AS.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Pameran mobil (ilustrasi). Wabah virus Covid-19 dan imbauan untuk tetap di rumah saja telah menghancurkan pasar kendaraan AS.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Pameran mobil (ilustrasi). Wabah virus Covid-19 dan imbauan untuk tetap di rumah saja telah menghancurkan pasar kendaraan AS.

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Seorang pemilik dealer mobil di Texas, Hayden Elder mengatakan Maret 2020 adalah bulan terburuknya sejak mulai menjual mobil 42 tahun lalu. Namun demikian, bulan April kondisi hampir normal.

Wabah virus Covid-19 dan imbauan untuk tetap di rumah saja telah menghancurkan pasar kendaraan AS. Ia mengharapkan diskon kendaraan yang lebih besar untuk membantunya menjual lebih banyak truk pickup Dodge Ram bulan ini.

Baca Juga

Elder menilai, insentif yang ditingkatkan dari Fiat Chrysler Automobiles memainkan peran besar dalam meningkatkan penjualan. "Saya pikir ini akan membuka pintu untuk meningkatkan pesanan dari pabrik," kata Elder yang memiliki dua dealer Dodge, Jeep dan Ram di daerah pinggiran timur negara bagian berpenduduk padat.

Bisnisnya tetap terbuka karena dianggap penting. Dengan tingkat pengangguran yang mencapai 30,3 juta orang, akan sulit untuk memprediksi tingkat permintaan kendaraan baru.

Presiden lembaga konsultasi LMC Automotive, Jeff Schuster mengatakan pasar seharusnya bisa pulih pada paruh kedua tahun ini. Tetapi penjualan tahun 2020 dapat naik lebih rendah 25 persen dari 2019.

"Sampai kita membangun dan menjalankan roda perekonomian dimulai kembali, kita berada di wilayah yang tidak pasti," katanya dilansir Reuters, Senin (4/5).

Ketidakpastian itu bahkan lebih besar jika Amerika mengalami gelombang kedua infeksi Covid-19. Produsen mobil telah membakar uang sementara pabrik mereka ditutup. Banyak pakar industri setuju bahwa diskon yang lebih besar dapat menghasilkan permintaan.

Arus kas bisa membaik ketika ekonomi dibuka kembali, bahkan jika mereka mengikis margin keuntungan pembuat mobil. Namun mobil bekas telah menumpuk di tempat pelelangan sejak krisis coronavirus dimulai. Kendaraan impor baru sekarang menyumbat pelabuhan utama. Dealer di sebagian besar negara ditutup.

Pada hari Jumat, Toyota Motor Corp mengatakan penjualannya sudah anjlok 54 persen pada bulan April. Sementara Hyundai Motor Co dan Mazda Motor Corp melaporkan penurunan masing-masing 39 persen dan 45 persen.

Sejumlah pelaku industri, analis dan dealer menyebut ketika negara-negara mulai dibuka kembali, bulan-bulan berikutnya akan bergejolak dan langkah pemulihan akan bervariasi di setiap negara. Beberapa produsen mobil telah menawarkan pinjaman tanpa bunga hingga tujuh tahun.

Chief Executive Sonic Automotive Inc., David Smith mengatakan minggu ini bahwa diskon dari para produsen mobil tidak pernah terjadi sebelumnya. Mereka mendorong penjualan lebih tinggi pada akhir April dan berharap bisa mendorong mereka lebih jauh di kuartal kedua dan ketiga.

"Saya belum pernah melihat tingkat insentif seperti itu," kata Smith.

Produsen mobil di Amerika Serikat dapat mencari inspirasi dari Cina. Penjualan di sana telah pulih sejak lockdown diangkat. Kepala Eksekutif Ford Motor Co, Jim Hackett meyakini permintaan akan kembali dengan cukup baik.

Para pejabat industri telah berbicara tentang perlunya bantuan pemerintah. Kepala penjualan AS A Mark LaNeve, menyampaikan, ia percaya bahwa beberapa tingkat stimulus pemerintah pasca krisis dapat membantu pelanggan dan industri otomotif untuk pulih.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement