Senin 20 Apr 2020 14:00 WIB

Investasi di Luar Jawa Meningkat 19,3 Persen

Pembangunan infrastruktur selama ini mendorong realisasi investasi diuar Jawa.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi Pertumbuhan Investasi. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan realisasi investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di luar Jawa meningkat pada kuartal I 2020.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Pertumbuhan Investasi. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan realisasi investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di luar Jawa meningkat pada kuartal I 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan realisasi investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di luar Jawa meningkat pada kuartal I 2020. Peningkatannya sebesar 19,3 persen. 

Dengan begitu realisasi investasi di luar Jawa pada kuartal pertama tahun ini sebesar 48,6 persen dari total investasi atau sebesar Rp 102,4 triliun, pada periode sama tahun lalu hanya Rp 85,8 triliun. Sementara investasi di Jawa sebesar 51,4 persen atau Rp 108,3 triliun, menurun dari periode sama sebelumnya yang sebesar Rp 109,3 triliun. 

Baca Juga

"Ini membuktikan, pembangunan infrastruktur selama pemerintahan Pak Jokowi dan Pak JK (Jusuf Kalla) lima tahun kemarin mulai berdampak. Sebab syarat realisasi investasi minimal tiga, pertama infrastruktur harus bagus, kedua tenaga kerja tersedia murah, dan ketiga bagaimana pendekatan bahan baku," tutur Bahlil, Senin (20/4).

Ia menargetkan, ke depan investasi antara di Jawa dan di luar Jawa bisa berimbang. Menurutnya, para investor sudah mulai melirik berbagai kawasan di luar Jawa. 

Yang menggembirakan, katanya, adalah peningkatan realisasi ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur. Khususnya, peningkatan hilirisasi industri hasil tambang mineral usai pelarangan ekspor bijih nikel di akhir tahun 2019. 

"Kita akan terus dorong pemerataan investasi di luar Pulau Jawa," tuturnya. 

Bila dirinci, kata dia, investasi PMA pada kuartal I 2020 paling banyak di Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Kepulauan Riau, Jawa Barat, serta DKI Jakarta. Sedangkan investasi PMDN di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Riau.

Secara keseluruhan, berdasarkan lokasi proyek realisasi investasi baik PMDN maupun PMA, terbesar berada di Provinsi Jawa Timur dengan nilai investasi sebesar Rp 31,4 triliun atau 14,9 persen. Kemudian di Jawa Barat sebesar Rp 29,9 triliun atau 14,2 persen, lalu DKI Jakarta nilainya Rp 20,1 triliun atau 9,6 persen. Disusul Jawa Tengah sebesar Rp 19,3 triliun atau 9,1 persen, serta Riau yang nilainya sebesar Rp 12,8 triliun atau 6,0 persen dari total investasi. 

Deputi bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani menambahkan, realisasi investasi PMDN dan PMA pada periode ini didominasi oleh sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi. Nilainya sebesar Rp 49,3 triliun atau 23,4 persen dari total investasi. 

"Di posisi kedua yakni sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, nilainya Rp 24,5 triliun atau 11,6 persen. Disusul sektor Listrik, Gas dan Air sebesar Rp 18 triliun atau 8,6 persen dari keseluruhan investasi," ujar Farah. 

Selanjutnya, kata dia, sektor perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp 17,8 triliun atau 8,4 persen. Kemudian sektor Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan yang nilai Rp 17,2 triliun atau 8,2 persen dari total investasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement