REPUBLIKA.CO.ID, JAKATA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan adanya mafia di industri kesehatan karena health security belum maksimal. Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan akan fokus mewujudkan health security.
“Dengan pembentukan holding farmasi ini kan tujuan utamanya untung mewujudkan health security. Makanya kita sudah fokuskan portofolio,” kata Honesti kepada Republika.co.id, Ahad (19/4).
Honesti menjelaskan sebelumnya perusahaan farmasi seperti Kimia Farma dan Indo Farma saling tumpang tindih produknya. Dengan adanya holding, kata dia, maka mulai difokuskan portofolionya.
“Bio farma ini kita arahkan portofolionya untuk alat-alat kesehatan medical,” tutur Honesti.
Dia menilai, pandemi virus korona memiliki sisi positif. Sebab pada akhirnya dapat dilihat bahawa health security Indonesia tidak bagus bahkan bisa dikatakan lemah.
Hal tersebut terlihat dari banyaknya impor bahan baku alat kesehatan. “Hampir semuanya impor seperti masker dan APD mengimpor semua. Padahal ini kan tidak butuh teknologi tingi tapi memang ada isu bahan baku,” ucap Honesti.
Meskipun begitu, kondisi pandemi saat ini memang memancing impor semakin tinggi bahkan di seluruh dunia juga terjadi. “Kebutuhan penting di seluruh dunia butuh sehingga ini membuat semua negara diuji tidak ada yang benar-benar siap,” ungkap Honesti.
Untuk itu, ketergantung dengan impor menurutnya harus segara diperbaiki dengan menyiapkan langkah tercepat beradaptasi dengan kondisi Covid-19. Honesti menilai mulai saat ini harus membangun kompetensi di dalam negeri dalam memproduksi alat kesehatan.
“Industri di dalam negeri harus berpadu. Ini harus kolaborasi tidak mungkin sendirian juga butuh kolaborasi untuk mewujudkan kemandirian,” ujar Honesti.