REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain tenaga medis, perjuangan melawan Covid-19 juga dilakukan oleh para petani di seluruh Indonesia. Mereka melakukan perlawanan dengan cara berproduksi secara berkelanjutan. Menyediakan pangan untuk kebutuhan rakyat adalah kerja nyata yang terus ditingkatkan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, menyampaikan bahwa para petani memiliki jasa yang sangat besar karena selama ini mereka berhasil menyediakan kecukupan bahan pokok masyarakat Indonesia.
"Menurut saya orang yang bekerja di garda depan itu bukan hanya tenaga medis, tetapi juga tenaga yang menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Agung dalam acara Indonesia Forward CNN Indonesia, Rabu (1/4).
Karena itu, Agung berharap masyarakat Indonesia mau menghargai perjuangan kaum tani, serta mendorong mereka agar mematuhi SOP kebijakan pemerintah pusat tentang menjaga pola hidup sehat dan melakukan physical distance pada saat bercocok tanam di area pertanian.
"Sampai dengan hari ini secara parsial ada insentif kepada mereka yang ikut mengupayakan menjaga ketahan pangan, tetapi memang secara nasional sedang kita pikirkan," katanya.
Mengenai hal ini, Pengamat Pertanian dan Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat, Entang Sastraatmaja menilai harus ada jaminan kongkrit baik dari pemerintah maupun masyarakat luas untuk melindungi para petani dari serangan virus covid-19.
Menurut Entang, perlindungan tersebut sangat penting mengingat selama ini para petani tidak memiliki gaji yang tetap dengan resiko kerja yang cukup rentan. Mereka harus turun ke sawah dan perkebunan untuk melakukan penanaman dan panen.
"Tugas dan tanggung jawab pemerintah menjaga para petani. Atas dasar itu, maka kehadiran tenaga penyuluhan sangat dibutuhkan. Namun jika online system sudah berjalan baik (Agricultural Extension), saya kira permasalahan yang terkait dengan kebutuhan dan tuntutan petani, dapat dijawab secara cepat," tuturnya.