REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi virus korona atau Covid-19 menyebabkan banyak negara membatasi penerbangan internasional untuk mencegah penularan semakin meningkat. Akibatnya, Singapore Airlines juga turut kehilangan banyak traffic penerbangan.
"Kami telah kehilangan trafik yang besar dalam waktu yang sangat singkat dan dan tidak layak bagi kami untuk mempertahankan jaringan kami saat ini," kata CEO Singapore Airlines Goh Choon Phong dalam keterangan resminya, Kamis (20/3).
Choon Phong mengatakan perusahaan tidak ingin berbuat ksesalahan untuk selanjutnya karena diprediksi laju penurunan trafik penerbangan akan semakin cepat. Dia menegaskan Singapore Airlines Group harus siap menghadapi periode kesulitan yang berkepanjangan. Dia menegaskan, saat ini perusahaan secara aktif mengambil upaya yang diperlukan untuk meningkatkan likuiditas.
"Singapore Airlines Group juga akan berdiskusi dengan serikat pekerja sekali lagi," tutur Choon Phong.
Choon Phong mengatakan perusahaan akan mengambil upaya yang diperlukan untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan. Dia menuturkan upaya tambahan akan diumumkan selanjutnya setelah adanya persetujuan.
Singapore Airlines juga sudah memangkas kapasitas operasional penerbanganya setelah banyak negara-negara di seluruh dunia menerapkan pembatasan pendatang asing. Saat ini, Singapore Airlines hanya mengoperasikan 50 petsen dari kapasitas yang semula dijadwalkan hingga akhir April 2020.
"Mengingat semakin besarnya skala kontrol perbatasan secara global dan dampaknya yang semakin signifikan terhadap perjalanan udara, Singapore Airlines mempertimbangkan untuk mengurangi kapasitas lebih lanjut," jelas Choon Phong.