Kamis 28 Aug 2025 20:27 WIB

Pariwisata hingga Makanan Dinilai Bisa Percepat Pertumbuhan Ekonomi RI

Sejumlah sektor masih tumbuh di bawah rata-rata dan belum berkontribusi optimal.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung memilih produk makanan saat pameran Sunda Karsa Fest Karya Kreatif Jawa Barat 2025, di Trans Studio Mall dan Trans Convention Cente, Kota bandung, Kamis (17/7/2025). Kegitan yang digelar BI dan pemprov Jabar ini menampilkan beragam produk UMKM unggulan Jabar dan peragaan produk kerajinan dari Kabupaten dan kota di Jabar, acara berlangsung dari tanggal 17-20 Juli 2025.
Foto: Edi Yusuf
Pengunjung memilih produk makanan saat pameran Sunda Karsa Fest Karya Kreatif Jawa Barat 2025, di Trans Studio Mall dan Trans Convention Cente, Kota bandung, Kamis (17/7/2025). Kegitan yang digelar BI dan pemprov Jabar ini menampilkan beragam produk UMKM unggulan Jabar dan peragaan produk kerajinan dari Kabupaten dan kota di Jabar, acara berlangsung dari tanggal 17-20 Juli 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan sektor pariwisata, agrikultur, perhutanan, industri logam dasar, hingga industri makanan dan minuman perlu didorong untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kisaran 5 persen, sejumlah sektor masih tumbuh di bawah rata-rata dan belum berkontribusi optimal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Sebagai contoh, sektor pertanian yang menyumbang terhadap 13,8 persen PDB pada kuartal II 2025 ternyata hanya tumbuh sekitar 2 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca Juga

“Kalau pertumbuhannya meningkat dari 2 persen misalnya bisa sampai 4 persen, ya tentu saja akan bisa memberikan dampak ke pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi,” ujar Andry Asmoro, Kamis (28/8/2025).

Sementara sektor pariwisata yang memiliki kontribusi lebih rendah, yakni sekitar 4,9 persen terhadap PDB, dinilai memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang lebih luas.

Ia menuturkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara mampu mendorong pertumbuhan di sektor transportasi, akomodasi, restoran hingga UMKM.

Ia menyampaikan tren positif kunjungan wisatawan pada paruh pertama 2025 menunjukkan potensi besar untuk memperkuat devisa negara.

Selain itu, industri makanan dan minuman (mamin) tercatat memberikan kontribusi 6,9 persen terhadap PDB dengan rata-rata pertumbuhan 5,24 persen, multiplier output sebesar 1,9 serta proporsi ekspor 16,23 persen.

Andry pun menilai bahwa sektor tersebut memiliki ruang besar untuk terus diperkuat agar dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 8 persen pada 2030.

Ia mengatakan kinerja positif juga tercermin pada industri logam dasar yang berperan penting bagi ekspor, dengan kontribusi ekspor hampir 40 persen dan kontribusi impor yang relatif rendah, sekitar 5,6 persen.

“Jadi memang PR (pekerjaan rumah) dari kita dalam membangun atau mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sudah clear (jelas) sebenarnya, yakni bagaimana kemudian mendorong pertumbuhan di sektor-sektor yang memiliki kontribusi besar,” kata Andry.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement