REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan sektor pariwisata, agrikultur, perhutanan, industri logam dasar, hingga industri makanan dan minuman perlu didorong untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kisaran 5 persen, sejumlah sektor masih tumbuh di bawah rata-rata dan belum berkontribusi optimal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Sebagai contoh, sektor pertanian yang menyumbang terhadap 13,8 persen PDB pada kuartal II 2025 ternyata hanya tumbuh sekitar 2 persen secara tahunan (year on year/yoy).
“Kalau pertumbuhannya meningkat dari 2 persen misalnya bisa sampai 4 persen, ya tentu saja akan bisa memberikan dampak ke pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi,” ujar Andry Asmoro, Kamis (28/8/2025).
Sementara sektor pariwisata yang memiliki kontribusi lebih rendah, yakni sekitar 4,9 persen terhadap PDB, dinilai memiliki efek pengganda (multiplier effect) yang lebih luas.
Ia menuturkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara mampu mendorong pertumbuhan di sektor transportasi, akomodasi, restoran hingga UMKM.
Ia menyampaikan tren positif kunjungan wisatawan pada paruh pertama 2025 menunjukkan potensi besar untuk memperkuat devisa negara.
Selain itu, industri makanan dan minuman (mamin) tercatat memberikan kontribusi 6,9 persen terhadap PDB dengan rata-rata pertumbuhan 5,24 persen, multiplier output sebesar 1,9 serta proporsi ekspor 16,23 persen.
Andry pun menilai bahwa sektor tersebut memiliki ruang besar untuk terus diperkuat agar dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 8 persen pada 2030.
Ia mengatakan kinerja positif juga tercermin pada industri logam dasar yang berperan penting bagi ekspor, dengan kontribusi ekspor hampir 40 persen dan kontribusi impor yang relatif rendah, sekitar 5,6 persen.
“Jadi memang PR (pekerjaan rumah) dari kita dalam membangun atau mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sudah clear (jelas) sebenarnya, yakni bagaimana kemudian mendorong pertumbuhan di sektor-sektor yang memiliki kontribusi besar,” kata Andry.