Rabu 11 Mar 2020 14:35 WIB

Dampak Corona, BI Cari Sumber Baru Pendorong Ekonomi

BI tekankan bauran kebijakan nasional untuk menjaga stabilitas ekonomi

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kanan) berbincang dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kedua kanan) sebelum mengikuti rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020).(Antara/Hafidz Mubarak A)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kanan) berbincang dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kedua kanan) sebelum mengikuti rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020).(Antara/Hafidz Mubarak A)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menekankan bauran kebijakan nasional dalam rangka menjaga stabilitas dan mendorong perekonomian tanah air. Langkah ini juga mengantisipasi gejolak global terutama penyebaran virus corona.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan saat ini Kementerian Keuangan sedang menyiapkan stimulus fiskal jilid II yang terdiri dari delapan aspek prosedural yaitu penyederhanaan aturan ekspor dan pengurangan pembatasan impor terutama bahan baku.

Baca Juga

Kemudian percepatan proses impor untuk 500 importir, efisiensi proses logistik, penghapusan sementara PPh Badan dan UMKM, relaksasi bea masuk, penurunan tarif PPn dan subsidi pajak.

“Bu menteri keuangan dalam waktu dekat akan mengumumkan detil stimulus fiskal jilid II ini. Dalam konteks ini tidak bisa kita tangani sendiri-sendiri sehingga perlu gotong-royong, koordinasi dan sinergi,” ujarnya saat acara Early Year Forum di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta, Rabu (11/3).

Menurutnya pertumbuhan yang tinggi, berkelanjutan, dan inklusif dengan stabilitas makroekonomi maupun finansial yang terjaga diperlukan koordinasi erat antara bank sentral, kebijakan fiskal, serta reformasi struktural.

“Kita memang perlu tiga jenis kebijakan dalam meningkatkan kapasitas ekonomi melalui transformasi ekonomi agar kita dapat membangun pondasi yang lebih luas,” ucapnya.

Perry menyebutkan kebijakan Bank Sentral adalah terkait bauran suku bunga, nilai tukar manajemen aliran modal asing dan makroprudensial serta menjaga stabilitas harga dan keuangan. Kemudian reformasi struktural harus berupaya untuk mencapai pertumbuhan tinggi melalui produktivitas modal, tenaga kerja dan teknologi serta mengembangkan infrastruktur, iklim investasi maupun perdagangan.

Sedangkan kebijakan fiskal untuk menjaga stabilitas makroekonomi melalui defisit fiskal dan utang publik yang wajar serta terkait pajak maupun alokasi pengeluaran produktif untuk stimulus pertumbuhan yang tinggi dan inklusif.

Ke depan pihaknya bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah terus bergerak dalam satu sinergi agar dapat menemukan berbagai solusi dan stimulus lainnya. Adapun tujuan sinergi tersebut untuk menemukan sumber-sumber baru yang dapat dijadikan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi tanah air ketika tertekan akibat wabah virus corona.

“Kita diajarkan gotong royong, sinergi, dan hidup rukun. Kalau ekonomi sedang tertekan kita harus menemukan sumber baru untuk pertumbuhan agar ekonominya bisa membaik meskipun ada virus corona,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement