Senin 02 Mar 2020 13:07 WIB

Bawang Putih Masih Dominasi Inflasi, BPS: Pasokan Terganggu

Bawang putih memberikan andil inflasi sebesar 0,09 persen.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Pekerja menyortir bawang putih asal China di pusat jual beli bawang kompleks pasar Legi Parakan, Temanggung, Jateng, Selasa (25/2) Bawang putih memberikan andil inflasi 0,09 persen.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Pekerja menyortir bawang putih asal China di pusat jual beli bawang kompleks pasar Legi Parakan, Temanggung, Jateng, Selasa (25/2) Bawang putih memberikan andil inflasi 0,09 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa laju inflasi pada Februari 2020 sebesar 0,28 persen. Bahan makanan masih menjadi pemicu utama penyebab inflasi nasional khususnya oleh komoditas bawang putih.

Mengutip data BPS, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,95 persen. Dari angka inflasi itu, total sumbangan inflasi yang diberikan selama Februari 2020 sebesar 0,25 persen.

Baca Juga

Lebih rinci, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti menuturkan, bawang putih memberikan andil inflasi 0,09 persen. Andil tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan komoditas lainnya.

Selanjutnya diikuti oleh cabai merah 0,96 persen, serta daging ayam ras dan buah jeruk 0,02 persen. Komoditas lain yang juga menyumbang inflasi yakni rokok kretek filter dan rokok putih, beras, minyak goreng, cabai rawit, bawang bombay dan kentang masing-masing 0,01 persen.

Yunita mengatakan, bawang putih masih menyumbang inflasi lantaran sempat mengalami gangguan pasokan. Terlebih, mayoritas bawang putih masih didatangkan dari pasokan impor, khususnya China.

"Kita banyak impor dari China, selain tentunya karena pasokan kurang di pasar, distribusi juga terpengaruh," ujarnya.

Gangguan distribusi dan pasokan, diduga kuat akibat dampak dari merebaknya virus corona baru 2019 (COVID-19). Hanya saja, Yunita belum dapat merinci seberapa besar penurunan pasokan dari China yang masuk ke Indonesia.

"Nanti saat kita merilis angka impor pertengahan bulan biar lebih jelasnya. Apakah memang ada penurunan atau tidak karena kita kerja sama dengan Bea dan Cukai," kata Yunita.

Selain itu, Yunita menjelaskan bahwa adanya banjir di sejumlah daerah dalam dua bulan terakhir turut menghambat proses distribusi bahan makanan antar kota. Hal itu pun berdampak kepada komoditas bahan makanan lain selain bawang putih. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement