Kamis 20 Feb 2020 01:52 WIB

ESDM MoU Suplai Gas Blok Masela Seiring Konversi BBM ke Gas

Pemerintah sedang melakukan konversi bahan bakar pembangkit dari BBM ke gas.

Blok Masela
Foto: blogspot.com
Blok Masela

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara INPEX Masela, Ltd selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan PT PLN dan PT Pupuk Indonesia. Ini dilakukan seiring kebijakan pemerintah untuk konversi bahan bakar pembangkit listrik dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas.

"Saat ini pemerintah sedang melakukan konversi bahan bakar pembangkit dari BBM ke gas. Oleh karena itu, saya sangat mendukung MoU untuk rencana penyaluran gas dari lapangan Abadi Masela ke PLN dan penyaluran gas ke industri pupuk dalam negeri," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif usai menyaksikan penandatanganan MoU itu di Jakarta, Rabu (19/2) malam.

Baca Juga

Ia berharap MoU itu dapat mendorong kepastian pengembangan Proyek Abadi Masela dan Engineering Procurement Construction (EPC) dapat dimulai pada 2022.

Menteri Arifin menambahkan bahwa menjaga keamanan energi adalah salah satu kunci dalam meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah berencana untuk lebih meningkatkan jaringan energi melalui pengembangan pipa gas dan infrastruktur listrik di seluruh negeri, dari Sabang ke Merauke dan dari Miangas ke Pulau Rote.

"Implementasi pemanfaatan energi untuk pengembangan ekonomi tentu saja akan lebih meningkatkan pendapatan negara dari sektor energi dan menciptakan efek berganda bagi masyarakat dengan membuka peluang kerja baru," katanya.

Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan nota kesepahaman ini juga merupakan satu tahap pencapaian dari pengembangan Proyek LNG Abadi Masela. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dan industri hulu migas dalam memenuhi permintaan gas dari dalam negeri.

"Penyerapan gas oleh Pupuk Indonesia dan PLN menunjukkan komitmen pemerintah dan industri hulu migas untuk memprioritaskan permintaan gas dari dalam negeri sebagai upaya bersama untuk meningkatkan daya saing industri nasional untuk membangun perekonomian Indonesia yang berkelanjutan," ujarnya.

Lapangan Abadi Masela ditargetkan onstream pada Kuartal kedua 2027 dengan kumulatif produksi selama kontrak sebesar 16,38 TSCF (gross). Adapun penjualan gasnya sebesar 12,95 TSCF dengan kapasitas produksi Kilang LNG 9,5 MTPA dan 150 MMSCFD untuk Gas Pipa, serta produksi kumulatif kondensat sebesar 255,28 MMSTB.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement